Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) mengungkap dampak konflik geopolitik Timur Tengah usai serangan balasan dari Iran ke Israel terhadap kondisi industri dalam negeri. Terlebih, Indonesia memiliki kerja sama penguatan alat kesehatan dengan Iran.
Sekjen Aspaki, Cristina Sandjaja mengatakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sempat mengadakan business matching dengan perusahaan alat kesehatan asal Iran. Meskipun, tak diketahui lebih lanjut kolaborasi yang terjalin hingga saat ini.
"Ini dampaknya lebih ke makroekonomi, terutama kenaikan dolar terhadap rupiah yang akan berdampak pada industri yang bahan bakunya dari luar dan membeli dengan dolar," ujar Cristina saat dihubungi, Senin (15/4/2024).
Konflik Iran-Israel dan ketegangan geopolitik global yang berkepanjangan telah memengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kini berada di level Rp16.009 per dolar AS pada hari ini.
Meski demikian, sejauh ini pengusaha alat kesehatan masih menganalisis efek lanjutan dari pelemahan nilai tukar rupiah hingga perseteruan antar negara di Timur Tengah.
"Kami belum melihat sampai sejauh mana efek kenaikan nilai tukar ini dan tentu tidak bisa digeneralisir," imbuhnya.
Baca Juga
Dia tak memungkiri dampak terhadap industri alkes dapat terasa mengingat kolaborasi penguatan sistem kesehatan melalui kefarmasian dan alkes RI dengan Iran, serta perdagangan yang dilakukan keduanya.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, kolaborasi sistem kesehatan antara RI-Iran mencakup ketahanan sistem melalui pengembangan kefarmasian dan alat kesehatan, investasi, transfer pengetahuan teknologi dan supply chain di bidang kesehatan.
Iran dinilai berpengalaman dalam bidang kesehatan lantaran mampu memproduksi alkes dan farmasi 95% dalam negeri hingga mampu memenuhi kebutuhan medis global.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) impor alat kesehatan dari Iran ke Indonesia sebesar US$528.284 sepanjang 2023, lebih rendah dari tahun sebelumnya senilai US$756.519 pada 2022.
Di sisi lain, Cristina menyebut kenaikan dolar terhadap rupiah imbas konflik Timur Tengah dapat mendorong industri alkes yang pasarnya ekspor sehingga mendapatkan efek positif dari kondisi ini.