Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) melalui anak usahanya yakni PT Jasamarga Jogja Solo memprediksi volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) Tol Solo-Yogyakarta selama fungsional dapat mencapai lebih dari 12.000 kendaraan.
Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Solo, Rudy Hardiansyah, menyebut angka tersebut diasumsikan pada data tol fungsional Solo - Yogyakarta pada momentum libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).
Di mana, dia menyebut pada Nataru sebanyak 1.000 hingga 1.200 kendaraan melintas Tol Solo - Yogyakarta setiap jamnya. Dengan demikian, dalam sehari pengoperasionalan selama 12 jam (pukul 06.00 WIB - 17.00 WIB) total kendaraan melintas di tol fungsional tersebut mencapai 12.000 hingga 14.400 kendaraan.
"Untuk Lebaran ini, asumsi dari Kementerian Perhubungan itu akan ada kenaikan di 5%-6%," kata Rudy saat ditemui di Jalan Tol Solo - Yogyakarta, Selasa (2/4/2024).
Mengacu pada asumsi lonjakan mencapai 6%, maka dalam sehari (pengoperasian pukul 06.00 WIB - 17.00 WIB) kendaraan yang melintas di Tol Solo - Yogyakarta selama fungsional kemungkinan bakal mencapai lebih dari 15.000 kendaraan saat arus mudik Lebaran 2024.
"Jadi memang akan ada peningkatan yang cukup tinggi pada Lebaran ini," pungkas Rudy.
Baca Juga
Sebagai informasi, pengoperasian Tol Solo - Yogyakarta dilakukan secara terbatas selama 12 jam per harinya, terhitung dimulai pukul 06.00 WIB - 17.00 WIB.
Adapun, periode pengoperasian Tol Solo - Yogyakarta saat arus mudik dilakukan mulai tanggal 5 April 2024 hingga 11 April 2024. Perinciannya, pada 5 April 2024 hingga 11 April 2024 akan difungsikan satu arah menuju Yogyakarta dari gerbang tol (GT) Colomadu dan keluar di GT Ngawen sepanjang 22 kilometer (KM).
Selanjutnya, pada momen arus balik tanggal 12 April - 15 April 2024, Tol Yogyakarta - Solo akan difungsikan menuju Semarang dan Solo, melalui GT Ngawen dan keluar di GT Colomadu.
Dalam rangka melakukan mitigasi lonjakan kendaraan tersebut, manajemen JSMR juga berencana bakal memperpanjang ruas fungsional sepanjang 3 kilometer.
"Tapi ini tentatif, karena sifatnya untuk mitigasi bila keluar di KM 22 ini ada kepadatan di klaten. Kami ada alternatif dari KM 22 ke KM 25. Hanya secara konstruksi masih lean concrete (LC) sepanjang 3 km nanti keluarnya ke pabrik gula gondang. Tapi itu keputusannya di kepolisian," pungkasnya.
