Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut sebanyak 5 lokomotif mengalami kerusakan akibat kecelakaan di perlintasan sebidang sepanjang periode 2023 lalu.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan, perlintasan sebidang masih menjadi salah satu perhatian utama Kemenhub lantaran seringkali menimbulkan kecelakaan. Dia menuturkan, insiden tersebut tidak hanya kerap menelan korban jiwa, tetapi juga sarana perkeretaapian.
"Selama 2023 kemarin, lebih kurang sudah merontokkan 5 lokomotif karena kecelakaan di perlintasan sebidang," jelas Risal di Gedung Kemenhub, Jakarta, dikutip Jumat (29/3/2024).
Risal menuturkan, kerusakan pada lokomotif tersebut akan berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat. Dengan jumlah lokomotif operasional yang berkurang, maka pelayanan perkeretaapian kepada masyarakat menjadi tidak maksimal.
Data dari Kemenhub mencatat, saat ini setidaknya ada sekitar 4.000 perlintasan sebidang yang perlu mendapat perhatian. Risal menuturkan, pihaknya terus berupaya untuk mengurangi risiko kecelakaan di perlintasan sebidang.
Salah satu strategi Kemenhub adalah dengan mengembangkan perlintasan yang ada menjadi tidak sebidang agar meningkatkan keselamatan baik pengguna jalan maupun kereta api.
Baca Juga
Upaya pembenahan perlintasan sebidang lain adalah dengan memberikan fasilitas pendukung seperti palang maupun petugas jaga. Hal ini agar masyarakat dapat melintas dengan aman dan lancar.
Ke depannya, Risal mengungkapkan Kemenhub akan melakukan pemasangan yellow box di perlintasan sebidang. Pemasangan yellow box bertujuan untuk meningkatkan perhatian dari para pengguna jalan sehingga kecelakaan di perlintasan sebidang dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Kedua, Kemenhub juga akan memasang lampu peringatan atau safety lamp di dekat perlintasan sebidang. Dia menuturkan, safety lamp akan dipasang pada jarak sekitar 2 km-2,5 km dari perlintasan sebidang.
Risal menjelaskan, safety lamp nantinya akan dikendalikan oleh seorang penjaga di perlintasan sebidang. Petugas tersebut akan menyalakan lampu ketika terjadi keadaan darurat, sehingga kereta api yang tengah berjalan akan berhenti tepat sebelum melintasi perlintasan sebidang.
Risal menuturkan, pemasangan fasilitas-fasilitas pendukung ini rencananya akan ditingkatkan pascaperiode mudik Lebaran 2024. Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih menganggarkan kebutuhan pemasangan fasilitas-fasilitas pendukung di perlintasan sebidang tersebut.
Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang selama periode Lebaran 2024, Risal menuturkan, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat telah menyiapkan jalur alternatif mudik yang tidak melintasi perlintasan sebidang agar dapat menghindari kemacetan.
Selain itu, Kemenhub juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) terkait penjagaan perlintasan sebidang selama musim mudik Lebaran tahun ini. Risal menuturkan, pihaknya telah meminta pemda setempat untuk menyiagakan petugas pada perlintasan sebidang.
"Mudah-mudahan dengan petugas tersebut kita bisa menghindari kecelakaan di perlintasan sebidang," katanya.