Bisnis.com, JAKARTA – Investor nyatanya bukan hanya menanti siapa yang akan terpilih menggantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai RI 1, tetapi juga mengamati sosok yang akan menggantikan orang nomor 1 di Kementerian Keuangan, yakni Sri Mulyani Indrawati.
Direktur Pelaksana untuk Strategi Makro Pasar Negara Berkembang di GlobalData TS Lombard di London Jon Harrison menilai di bawah Menteri Keuangan Indonesia saat ini, Sri Mulyani Indrawati, defisit anggaran pascapandemi telah secara konsisten melampaui target awal.
Di sisi lain, rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) untuk pemerintahan baru milik Prabowo, dirancang dengan defisit fiskal pada rentang 2,45% hingga 2,8%. Angka ini jauh lebih lebar dari target tahun ini yang berada di level 2,29%.
Harrison mengungkapkan bahwa saat ini investor sedang mengamati dengan seksama pengumuman susunan kabinet Prabowo-Gibran di tengah spekulasi bahwa Sri Mulyani akan diganti.
"Dia [Sri Mulyani] sangat kredibel dan dihormati oleh pasar. Jadi, ada standar yang tinggi untuk sosok penggantinya," ujar Harrison, dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/3/2024).
Beberapa pekan lalu usai Pemilu berlangsung, Prabowo dikabarkan mengincar para mantan bankir untuk menjadi menteri keuangannya.
Baca Juga
Dirinya mencari para teknokrat yang dapat mengamankan pendanaan untuk janji-janji kampanyenya sembari menjunjung tinggi kehati-hatian fiskal.
Nama-nama tersebut adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Royke Tumilaar.
Berdasarkan informasi dari narasumber yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Bloomberg, keempat nama tersebut dipandang paling cocok untuk peran tersebut karena keahlian keuangan mereka serta kepemimpinan yang efektif.
Meski susunan tim sukses Prabowo-Gibran saat ini mungkin semuanya laki-laki, namun sumber mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya perubahan nama dari brusa calon menkeu tersebut.
Kriteria Menkeu
Sebelumnya, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan kriteria yang menggantikan Sri Mulyani Indrawati untuk bertugas di pemerintahan selanjutnya.
Syarat paling utama bagi calon menteri keuangan adalah tidak terafiliasi dengan partai politik. “Nama-nama [bankir dan mantan bankir] tersebut kebetulan bukan pengurus partai, syarat utama lolos,” ungkapnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Sementara syarat kedua, lanjut Eko, berharap menteri keuangan selanjutnya tidak mendorong rasio utang semakin tinggi meski batasannya di angka 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Eko menilai utang menjadi suatu obat yang candu bagi pemerintah dalam menangani ekonomi Tanah Air.
“Ke depan, kita butuh sosok menteri keuangan yang tidak harus mengakomodasi keinginan presiden, walaupun itu iya, tapi harapannya jangan kemudian semuanya diakomodasi melalui akselerasi pembiayaan itu [utang]. Harapannya yang kira-kira bisa menurunkan utang, kita butuh menteri yang kayak gitu,” ungkapnya.