Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Maskapai di Indonesia saat Pesawat Boeing 737 MAX Banyak Masalah

Upaya maskapai dalam peremajaan atau penambahan armada ke seri Boeing 737 MAX dibayangi sejumlah faktor.
Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat buatan Boeing yang paling banyak diminati. /Boeing
Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat buatan Boeing yang paling banyak diminati. /Boeing

Bisnis.com, JAKARTA – Permasalahan yang dihadapi Boeing pada salah satu seri pesawatnya, yaitu 737 MAX disebut berpotensi mempengaruhi upaya maskapai di Indonesia dalam menambah armada operasionalnya.

Pemerhati penerbangan Alvin Lie menuturkan salah satu kendala yang tengah dihadapi oleh seri 737 MAX keluaran Boeing adalah produksi yang terhambat akibat kurangnya ketersediaan suku cadang untuk membuat pesawat ini.

Hal tersebut juga ditambah dengan adanya hasil audit dari FAA yang menyebut adanya kegagalan dari proses pengujian pesawat ini dalam produksinya. 

Alvin menuturkan, di Indonesia seri 737 MAX diincar oleh para maskapai untuk menggantikan pesawat jenis 737-800 NG atau 737-900 yang usia operasionalnya sudah cukup tua, yakni di atas 10 tahun. 

“Umur operasional armada yang semakin tua akan berdampak pada turunnya efisiensi perusahaan dari sisi perawatan dan juga konsumsi bahan bakar,” kata Alvin saat dihubungi, Selasa (12/3/2024).

Di sisi lain, upaya maskapai dalam peremajaan atau penambahan armada ke seri 737 MAX ini juga dibayangi sejumlah faktor. Selain kapasitas produksi Boeing yang belum maksimal, maskapai juga harus berhadapan dengan trauma publik Indonesia terkait seri 737 MAX.

Seri 737 MAX merupakan jenis pesawat milik Lion Air yang jatuh di perairan Karawang pada Oktober 2018. Kecelakaan yang menewaskan 189 orang itu menimbulkan persepsi negatif dan trauma pada masyarakat Indonesia terhadap pesawat Boeing seri 737 MAX.

Kapasitas produksi yang belum maksimal tersebut membuat maskapai di Indonesia mempertimbangkan untuk beralih ke seri Airbus A320. Namun, Alvin menyebut saat ini antrean untuk mendapatkan pesawat tersebut sudah cukup panjang.

“Antreannya sudah panjang, bahkan ada yang hampir 4 tahun baru ada pesawatnya,” ujar Alvin.

Selain itu, maskapai juga harus mengadakan pelatihan kembali (retraining) bagi para pilotnya. Alvin menuturkan, proses pelatihan kembali untuk pilot dari jenis Boeing ke Airbus akan memakan waktu cukup lama.

“Ini jadi dilema bagi maskapai seperti Lion Air dan Garuda Indonesia yang masih banyak mengoperasikan armada seri 737-800 NG dan 737-900. Mereka saat ini sedang mencari alternatif atau jalan keluar dari masalah ini,” kata Alvin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper