Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut, setoran ekuitas dari pihak konsorsium China untuk menutup pembengkakan biaya (cost overrun) Kereta Cepat WHOOSH Indonesia akan cair pekan depan.
Tiko menjelaskan, setoran modal dari pihak konsorsium China untuk pembengkakan biaya Kereta Cepat tengah diproses. Dirinya menargetkan setoran tersebut sudah cair pada pekan depan.
“Lagi diproses [setoran modal]. Kemungkinan itu masuknya minggu depan [ke KCIC],” jelas Tiko saat ditemui di Jakarta pada Selasa (5/3/2024).
Adapun, Tiko tidak memerinci besaran suntikan ekuitas yang akan diberikan oleh konsorsium China. Meski demikian, dia memastikan setoran modal tersebut sudah cukup untuk menutupi total pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sebesar US$1,2 miliar.
Konsorsium China yang menjadi pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tergabung di bawah Beijing Yawan HSR Company Limited. Konsorsium China tersebut terdiri atas perusahaan-perusahaan milik pemerintah China, yaitu China Railway International, China Railway Group Limited, CRRC Corporation, Sinohydro, dan China Railway Signal & Communication.
Konsorsium tersebut kemudian membentuk PT KCIC sebagai perusahaan patungan bersama konsorsium BUMN Indonesia bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Perusahaan tersebut dipimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.
Baca Juga
Sebelumnya, PT KCIC melalui KAI juga telah menerima pinjaman dari China Develpoment Bank (CDB) senilai Rp6,98 triliun untuk membayar pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pencairan pinjaman China Development Bank (CDB) kepada KAI dibagi dalam dua fasilitas. Pertama adalah fasilitas A yang memiliki nilai US$230,99 juta atau sekitar Rp3,60 triliun. Sementara itu, fasilitas B tercatat mencapai US$217,08 juta atau setara dengan Rp3,38 triliun. Jika diakumulasikan, total pinjaman yang diterima KAI dari CDB mencapai sekitar Rp6,98 triliun.
Selain pinjaman dari CDB dan setoran ekuitas, pemenuhan cost overrun proyek Kereta Cepat juga menggunakan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp3,2 triliun. Tiko mengatakan, jumlah PMN yang diberikan untuk menyelesaikan pembengkakan biaya tersebut sudah final dan tidak akan bertambah lagi.
KAI telah menerima PMN sebesar Rp3,2 triliun, berdasarkan ketetapan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 62/2022 tentang Penambahan PMN RI ke Dalam Modal Saham KAI, 31 Desember 2022.