Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata Ini Alasan BI Tak Kunjung Turunkan Suku Bunga Acuan

Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengungkapkan alasan BI belum juga menurunkan suku bunga acuan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung. Bisnis/Rachman
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung buka-bukan soal alasan bank sentral tak kunjung menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate dari level 6%. 

Dia menyampaikan bahwa pelonggaran kebijakan monetar saat ini belum bisa dilakukan seiring dengan ketidakpastian global yang masih tinggi.

Hal ini merupakan tugas BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, termasuk menjaga dari sisi kebijakan moneter. Di sisi lain, menurutnya perekonomian domestik saat ini memang membutuhkan dorongan dari pelonggaran suku bunga acuan.

"Kita tahun bahwa domestik memang perlu dorongan dari suku bunga, kita tahu itu, kita sadar itu. Tetapi, suku bunganya [BI Rate] sendiri belum bisa kita adjust, memang karena global uncertainty," katanya dalam acara Economic Outlook 2024, Kamis (29/2/2024).

Di sisi lain, Juda mengatakan, BI telah melakukan pelonggaran dari sisi kebijakan makropriludensial. Hal ini untuk mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dia menambahkan saat ini pun masih perlu diwaspadai laju inflasi global yang masih bertahan pada level yang tinggi. Menurutnya, tersebut disebabkan oleh kinerja perkonomian Amerika Serikat yang tetap kuat, juga eskalasi geopolitik yang masih terus berlangsung. 

"Sudah kelihatan trennya turun, ini agak sedikit tertahan. Ini  yang kemudian menyebabkan market, pasar keuangan aset global, ketidakpastiannya masih tinggi," jelas Juda.

Dia pun memperkirakan suku bunga acuan di AS baru akan turun pada semester kedua 2024, dengan ruang penurunan sebesar 75 basis poin pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper