Bisnis.com, JAKARTA - Sektor properti diprediksi makin menggeliat pada 2024 usai penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).
Bank Indonesia juga telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 4,7-5,5 persen pada 2024. Hal ini meliputi potensi sektor properti yang diproyeksikan akan bertumbuh.
PT Agung Podomoro Land Tbk. turut optimistis sektor properti akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta Zaldy Wihardja menuturkan pasca-pemilu memang akan terjadi peningkatan konsumen properti seiring dengan tren industrinya sendiri.
“Kami tentu menyambut baik hal ini dengan menyediakan produk properti terbaik sesuai kebutuhan masyarakat untuk hunian dan investasi,” kata Zaldy dalam siaran pers, Rabu (28/2/2024).
Berdasarkan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV/2023 tumbuh sebesar 1,74 persen (yoy). Penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal IV/2023 terindikasi meningkat cukup tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari pertumbuhan penjualan sebesar 3,27 persen (yoy) pada periode tersebut.
Baca Juga
Menurutnya, kehadiran Bukit Podomoro di Jakarta Timur juga turut mengerek kenaikan harga tanah dan properti di kawasan ini sehingga peluang investasinya besar.
Saat ini, Bukit Podomoro Jakarta tengah meluncurkan produk properti berupa rumah tapak dengan kisaran harga mulai Rp3,6 miliar per unit, serta produk komersial yaitu ruko mulai harga Rp3,8 miliar.
Di sisi lain, Pengamat Properti dan Presiden Direktur ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa menilai setelah pemilu, pasar properti bergerak karena permintaan meningkat dengan suplai yang terus berkurang.
Menurutnya, hal ini memicu kenaikan harga properti mulai Maret sampai Oktober 2024 jelang pemerintahan baru akan dimulai.
"Momentum tepat untuk beli properti sekarang, sebelum harganya naik," katanya dalam Talkshow with Property Expert: Take Action After Election, It's Time to Buy Property di Jakarta, belum lama ini.
Darmadi optimistis permintaan properti akan meningkat dan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional, utamanya pada sektor industri perumahan. Terlebih, pemerintah tengah meneken insentif untuk menjaga pertumbuhan industri properti berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah baru.
Pemerintah, lanjutnya, meluncurkan program insentif PPN DTP yang sangat menarik, khususnya untuk properti harga Rp2 miliar-Rp5 miliar.
"Momentumnya tepat, harga properti sekarang masih baik dan dapat kemudahan bayar dari pemerintah," ujarnya.
Menurutnya, generasi milenial diprediksi masih mendominasi pembelian properti tahun ini. Kabar baik potensi pertumbuhan industri properti perlu dioptimalkan baik untuk aset maupun investasi jangka panjang.