Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso memastikan ketentuan block voting agreement antara Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) di PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) telah dibatalkan.
Kepastian itu disampaikan Hendi selepas penandatanganan perjanjian transaksi definitif akuisisi saham INCO dengan VCL dan SMM.
“Block voting sudah hilang, sudah kita batalkan,” kata Hendi di Jakarta, Senin (26/2/2024).
Adapun, untuk mengakuisisi 14% saham gabungan VCL dan SMM di INCO, MIND ID tengah menyiapkan pendanaan sekitar US$300 juta setara dengan Rp4,69 triliun (asumsi kurs Rp15.635 per US$). Setelah lebih setahunan negosiasi, VCL dan SMM sepakat untuk melepas 14% sahamnya di INCO dengan nilai Rp3.050 per lembar saham.
Hendi mengatakan, transaksi divestasi itu bakal dilunasi Juni 2024. Dia menuturkan, sebagian besar pendanaan berasal dari sumber internal, sisanya lewat penerbitan saham baru.
“Total investasi US$300 juta, bayarnya Juni dan ada yang lewat mekanisme pasar modal,” kata Hendi.
Baca Juga
Setelah transaksi selesai, MIND ID akan memegang sekitar 34% saham yang diterbitkan INCO, menjadikannya pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut. VCL dan SMM masing-masing akan memegang 33,9% dan 11,5%. Sekitar 20,6% akan tetap dimiliki oleh masyarakat umum di Bursa Efek Indonesia.
Sebelumnya lewat rapat bersama dengan Komisi VII DPR RI siang ini, Selasa (29/8/2023), MIND ID meminta seluruh perjanjian pemegang saham (shareholder’s agreement), investor rights agreement, termasuk ketentuan block voting agreement antara VCL dan SMM untuk diamendemen ulang sebelum negosiasi sisa kewajiban divestasi INCO berlanjut, sebagai syarat perpanjangan konsesi tambang selepas Desember 2025.
“Kami berketetapan merombak ketentuan dalam shareholder’s agreement, investor rights agreement, termasuk ketentuan block voting agreement yang berpotensi menghambat pengembangan ke depan,” kata Hendi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII ihwal kelanjutan divestasi INCO di DPR RI, Jakarta.
Saat itu, Hendi mensinyalir porsi 34% MIND ID nantinya bakal tidak signifikan untuk menentukan kebijakan perseroan lantaran kesepakatan konsolidasi atau voting antara VCL dan SMM lewat perjanjian block voting agreement. Dengan demikian, posisi MIND ID selepas divestasi rampung bakal lemah saat pengambilan keputusan strategis menyangkut kebijakan operasi hingga finansial perusahaan tambang tersebut.
“Kami mencatat bahwasannya struktur kepemilikan sahamnya itu juga ada perjanjian lain berupa block voting agreement yang mengikat antara Vale Sa dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. sehingga Vale dengan mudah dapat melakukan konsolidasi dan memaksa Sumitomo akan mengikuti apapun keputusan yang Vale tentukan,” kata dia kala itu.