Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Nomor 2 di Dunia soal Food Waste, Ini Saran FAO untuk Pemilik Restoran

Untuk mengurangi food waste di Indonesia, FAO menyarankan restoran memberikan campaign seperti tawaran potongan 5% kepada konsumen jika makanannya habis.
Assistant FAO, Representative for Programme of FAO Indonesia Ageng Setiawan Herianto ketika ditemui dalam acara International Conference for Youth in Agriculture 2024 pada Jumat (23/2/2024) / Bisnis - Jessica Gabriela Soehandoko.
Assistant FAO, Representative for Programme of FAO Indonesia Ageng Setiawan Herianto ketika ditemui dalam acara International Conference for Youth in Agriculture 2024 pada Jumat (23/2/2024) / Bisnis - Jessica Gabriela Soehandoko.

Bisnis.comYOGYAKARTA - Food and Agriculture Organization (FAO) menyoroti tingkat food waste di Indonesia yang mencapai 300 kg makanan per orang per tahunnya. Angka tersebut membawa Indonesia berada di peringkat tertinggi ke-2 di dunia.

untuk itu, Assistant FAO, Representative for Programme of FAO Indonesia Ageng Setiawan Herianto menyarankan ide kampanye untuk mengajak restoran agar memberi peringatan untuk tidak memubazirkan makanan dan memberikan insentif potongan 5% jika makanan habis. 

Hal ini sebagai langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengurangi food waste di Indonesia. 

“Pertama, mengajak restoran saja. Kita setiap kali masuk diingatkan jangan memubazirkan makanan. Itu dulu saja. Misalnya syukur kalau kemudian diberi insentif, kalau makanannya habis kita beri potongan 5%,” terangnya ketika ditemui dalam acara International Conference for Youth in Agriculture 2024, Jumat (23/2/2024).

Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan agar masyarakat bersedia untuk menghabiskan makanannya. Dengan adanya peraturan maka terdapat juga insentif, agar masyarakat berusaha supaya makanannya tak bersisa untuk mendapatkan potongan harga. 

Selain itu, dapat juga diberikan peringatan di setiap meja terkait untuk tidak memubazirkan makanan yang dapat dibaca oleh konsumen. Namun, insentif tetap dinilai penting. 

“Coba 5% saja deh. Dari harga makanan itu 5% saja. Itu akan memberikan efek psikologis bagi konsumen. Oh aku dihargai ya, karena menghabiskan makananku, aku dihargai,” tutur Ageng.

Memproduksi pangan sendiri dikatakan membutuhkan sumber daya seperti air, kesuburan lahan, tenaga manusia dan lainnya. Dengan makanan yang terbuang, maka sumber daya tersebut menjadi sia-sia. Hal ini terkadang tidak pernah terpikirkan. 

Adapun Ageng sempat menyebutkan contoh pada saat resepsi manten (pernikahan) di mana orang-orang mengambil banyak makanan dan setelahnya dibiarkan.

“Nah itu, harus ada kesadaran. Seperti tadi, kalau di restoran siapa yang habis dapat potongan 5%, misalnya seperti itu. Syukur kalau 10%, syukur kalau 15% kalau habis makanannya. Itu paling tidak mengurangi food waste kita,” jelasnya. 

Berdasarkan catatan Bisnis, Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan bahwa sebanyak 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya.  

Deputi II Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo menyampaikan bahwa umlah tersebut setara 1/3 produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan global

"Tentunya hal tersebut jika dikonversi dalam nominal uang, bukan suatu jumlah uang yang sedikit dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan terhadap 61-125 juta jiwa atau setara dengan 29-47% penduduk Indonesia," ungkap Nyoto pada acara Hari Ritel Nasional di Jiexpo Kemayoran, Sabtu (11/11/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper