Bisnis.com, JAKARTA - Emiten CPO Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mencatat peningkatan produksi Tandan Buah Segar atau TBS sebesar 4,8% pada 2023 dibandingkan dengan 2022.
Secara total, produksi TBS dari kebun inti korporasi pada tahun lalu mencapai 3,31 juta ton atau naik 4,8% dari produksi TBS pada 2022 sebesar 3,15 juta ton.
Direktur Utama AALI, Santosa mengakui produksi TBS kembali normal pada 2023 dengan adanya peningkatan yield dari 16 ton per hektare menjadi sekitar 17 ton per hektare. Adapun produksi 2024 diestimasikan bakal mengalami peningkatan di level yang sama.
"2024 kalau sudah normal, ya plus-minus segitu lah [4,5-5%] kecuali ada anomali," ujar Santosa dalam Talk to The CEO di Bandung, Jumat (16/2/2024).
Sejumlah strategi dilakukan AALI untuk menggenjot produksi TBS dari kebun inti, mulai dari replanting, pengembangan bibit unggul dan penggunaan pupuk hasil riset mereka. Belanja modal Astra Agro Lestari tahun ini sebesar Rp1,5 triliun mayoritas akan digunakan untuk replanting dan perawatan tanaman kelapa sawit.
Santosa menyebut target replanting tahunan AALI dipatok sekitar 5.000 - 6.000 hektare. Program replanting pun diprioritaskan pada tanaman yang memiliki produktivitas di bawah rata-rata.
Baca Juga
Adapun AALI disebut telah mengembangkan varietas kelapa sawit mereka sendiri dengan potensi kandungan minyak sawit 20% lebih tinggi dari variates kelapa sawit pada umumnya.
"Itu kenapa kita sudah tahun ke-14 melakukan research dan rilis varietas kita sendiri," ungkapnya.
Selain penggunaan bibit sawit unggul dalam replanting, AALI juga mengadopsi potensi pupuk nonkimia untuk perawatan tanaman kelapa sawit mereka.
Salah satunya, yakni penggunaan pupuk Astemic yang 100% berasal dari bahan organik dan agen hayati seperti mikroba dari lahan-lahan di perkebunan sawit serta endofit dari tanaman kelapa sawit. Pupuk Astemic dianggap sebagai salah satu solusi menghadapi tantangan pupuk kimia seperti NPK yang kerap mengalami keterbatasan pasokan dan fluktuasi harga.
Santosa pun mengklaim hasil riset AALI dalam beberapa tahun menunjukkan bahwa Astemic mampu mereduksi 25% penggunaan pupuk NPK. Dengan begitu, AALI menargetkan penggunaan Astemic di 50.000 hektare lahan sawit mereka maupun mitra pada 2024.
"Jadi harapannya dalam jangka panjang itu [produktivitas] akan naik pada saatnya, dengan hektare yang tetap, produksi kita akan naik," ucapnya.