Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa harga divestasi 14% saham kepemilikan asing PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada pihak Indonesia telah disepakati.
Adapun, INCO tengah menyelesaikan proses divestasi 14% kepemilikan saham Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd kepada holding BUMN tambang PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID.
Proses divestasi ini sebagai syarat untuk mendapatkan perpanjangan kontrak karya (KK) dalam bentuk izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
Arifin belum secara gamblang menyebutkan besaran harga yang disepakati. Namun, dia memastikan bahwa harga pelepasan saham INCO tersebut berada di bawah harga pasar saat ini.
"Sudah deal atas harganya. Sesuai dengan proporsi saham yang dilepas," ujar Arifin, Jumat (16/2/2024).
"Kepalanya tetap Rp3.000 [per saham]," imbuhnya.
Baca Juga
Berdasarkan data RTI Business, harga saham INCO berada di level Rp3.690 pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (16/2/2024).
Dengan tercapainya kesepakatan harga tersebut, menurut Arifin, negosiasi terkait divestasi INCO telah rampung seluruhnya.
Dalam beberapa hari ke depan, diharapkan proses administrasi transaksi jual beli saham sekaligus perpanjangan kontrak INCO dapat dituntaskan.
"Ini tinggal administrasi bahasa hukum. MIND ID tinggal bayar. Mudah-mudahan hari Senin ini sudah selesai," kata Arifin.
Setelah penyelesaian transaksi, MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar INCO dengan kepemilikan sekitar 34% saham yang diterbitkan. Sementara itu, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining masing-masing memegang sekitar 33,9% dan sekitar 11,5%. Penyelesaian transaksi tunduk pada kondisi penutupan tertentu.
Sementara itu, MIND ID baru-baru ini dilaporkan tengah mencari pinjaman senilai US$2 miliar atau sekitar Rp31,2 triliun.
Menurut laporan Bloomberg, Jumat (9/2/2024), pinjaman jumbo itu sebagian dananya untuk membayar utang yang ada. Pinjaman ini juga dimungkinkan untuk pembelian saham PT Vale Indonesia Tbk. yang wajib segera didivestasikan.
Laporan yang sama dengan mengutip Fitch Ratings menjelaskan bahwa MIND ID akan terus berinvestasi di program hilir mineral yang dorong pemerintah. Kebijakan ini akan mendorong belanja modal dan arus kas keluar, termasuk kemungkinan belanja untuk akuisisi.
MIND ID disebut menenggat waktu 1 bulan untuk merealisasikan pinjaman ini. Sumber Bloomberg melaporkan perusahaan mempertimbangkan proposal kredit bank atau obligasi. Atau mengombinasikan keduanya. Pilihan sangat tergantung atas beban bunga yang ditawarkan kreditor.
“MIND ID merencanakan pendanaan pihak ketiga pada tahun 2024 sejalan dengan rencana bisnisnya, baik pinjaman bank maupun penerbitan obligasi,” kata Sekretaris Perusahaan Perseroan Heri Yusuf melalui pesan singkat.
Sebelumnya, Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri mengatakan bahwa MIND ID telah menyiapkan dana sekitar Rp7 triliun untuk akuisisi sisa kewajiban divestasi saham INCO. Dana akuisisi dari holding tambang pelat merah itu rencananya akan menggunakan uang kas internal.
Menurut Akhmad, arus kas holding tambang belakangan terbilang positif untuk dapat membiayai sendiri aksi korporasi tersebut. Beberapa anggota holding membagikan dividen cukup besar seiring dengan siklus komoditas 3 tahun terakhir.
“Mungkin dari internal cash kita karena dari dividen PT Freeport Indonesia sudah cukup besar,” kata Akhmad saat ditemui di DPR, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.