Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyiratkan telah mengantongi kesepakatan harga divestasi 14% saham kepemilikan asing di PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) kepada pemerintah Indonesia.
INCO diketahui tengah menyelesaikan proses divestasi 14% kepemilikan saham Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd kepada holding BUMN tambang PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID.
Proses divestasi tersebut merupakan syarat untuk mendapatkan perpanjangan kontrak karya (KK) dalam bentuk izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
Ketika dikonfirmasi terkait harga divestasi saham INCO, Erick Thohir menyiratkan bahwa kesepakatan itu sudah diraih dan tinggal menunggu pengumuman resmi. Namun, dia enggan mengungkapkan secara detail.
"Biar pengumumannya ya nanti ada signing," ujar Erick saat ditemui seusai gelaran BUMN Next-Gen di City Hall Pondok Indah Mal, Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Erick menuturkan saat bernegosiasi dengan Vale, pihak Indonesia secara tegas meminta sisa kewajiban divestasi 14% saham dilepas dengan harga diskon. Kementerian BUMN sebelumnya juga diketahui menolak harga pasar atau premium yang ditawarkan Vale.
Baca Juga
"Waktu saya negosiasi sama Vale harus ada diskon pricing kalau tidak mau relinquish, dan saya ini bukan berarti tidak suka sama Vale. Ini prinsip supaya yang namanya profesionalisme dalam negosiasi saham juga profesional seperti Vale," pungkasnya.
Adapun transaksi divestasi ini ditargetkan selesai pada 2024. Setelah penyelesaian transaksi, MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar INCO dengan kepemilikan sekitar 34% saham yang diterbitkan.
Seiring hal tersebut, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining masing-masing akan memegang sekitar 33,9% dan sekitar 11,5% saham. Penyelesaian transaksi tunduk pada kondisi penutupan tertentu.
Dalam perkembangan lain, INCO mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$274,33 juta atau Rp4,28 triliun (asumsi kurs Rp15.612) sepanjang 2023. Laba tersebut meningkat 36,89% dibandingkan perolehan 2022.
Perolehan laba sejalan dengan pendapatan perseroan yang naik 4,48% year-on-year (YoY) menjadi US$1,23 miliar. Produksi nikel dalam matte juga meningkat 18% YoY menjadi 70.728 metrik ton sepanjang 2023.