Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Tegaskan RI Tak Butuh Narasi Perubahan, Tapi Keberlanjutan

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan alasan kuat bahwa Indonesia harus melanjutkan program Presiden Joko Widodo ketimbang mendorong narasi perubahan.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pembicara dalam panel Indonesia Net Zero Pathway: Opportunity & Challanges dalam Indonesia Pavilion 2023 di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023). Dok. Kementerian Investasi/BKPM.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pembicara dalam panel Indonesia Net Zero Pathway: Opportunity & Challanges dalam Indonesia Pavilion 2023 di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023). Dok. Kementerian Investasi/BKPM.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai bahwa Indonesia belum membutuhkan narasi perubahan.

Dia menilai bahwa narasi perubahan justru akan membuat Negara jalan di tempat. Mengingat, bonus demografi hanya terjadi sekitar tahun 2030, jelasnya, maka upaya yang dibutuhkan saat ini adalah keberlanjutan.

“Saya lihat bahwa perlu keberlanjutan. Trigger saya sebenarnya karena ada yang bilang ingin perubahan. Padahal kalau perubahan, kita jalan di tempat lagi, gitu,” ujarnya dalam wawancara yang disiarkan kanal Youtube Kompas TV, Minggu (11/2/2024).

Lebih lanjut, dia meyakini jika pemimpin selanjutnya tak melanjutkan program yang telah berjalan di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), maka Indonesia tidak akan menjadi negara dengan pendapatan tinggi atau high income country.

Menurutnya, jika bonus demografi tersebut terlewati dan tidak dimanfaatkan, maka pada 2030, Indonesia masih berada pada kategori negara berpenghasilan menengah.

Tak hanya itu, Luhut pun menegaskan akhirnya melabuhkan dukungannya pada pasangan Prabowo-Gibran, sebab dirinya menilai bahwa pemerintahan saat ini telah memiliki program yang matang.

“Saya katakan tadi, kecintaan saya pada negara ini, karena saya kan di dalam, saya tahu betapa susahnya untuk membuat satu program yang bisa jalan. Kalau bikin program di awang-awang sih gampang, tapi apakah ini bisa di-execute, itu memerlukan suatu persiapan yang cukup,” ujarnya

Oleh sebab itu, dia menampik bahwa aksinya untuk turun ke lapangan dalam mendukung pasangan calon (paslon) itu lantaran ada hal genting terkait dengan suara yang belum aman bagi Prabowo-Gibran memenangkan pemilihan umum (pemilu) dalam satu putaran.

Luhut mengklaim berdasarkan mahadata (big data) yang dimilikinya, pasangan nomor urut 02 itu telah meraih 150 juta suara.

“Karena kami punya big data ini kan grab 150 juta suara ya, percakapan. Kami bikin dari 2014, 2019, itu sangat akurat, bedanya paling nanti dengan quick count mungkin less than one percent,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan dukungannya kepada Prabowo Subianto itu, sebab Luhut merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi.

Maksudnya, Luhut meyakini hanya Prabowo yang akan melanjutkan program-program dari pemerintahan Presiden Ke-7 RI itu.

“Saya tidak mau kalau program ini tidak jalan ke depan. Kalau tidak jalan, dan saya tahu itu bisa tidak jalan kalau tidak dilakukan oleh presiden yang ingin juga sepaham dengan kita, ya kasihan negeri ini,” pungkas Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper