Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2023 dan 2024, yakni tetap di angka 5%.
Melihat laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2024 yang rilis Selasa (30/1/2024), IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia mampu tumbuh di level 5% tersebut tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari IMF diambil berdasarkan asumsi kebijakan fiskal dan moneter RI.
Pada WEO edisi sebelumnya, IMF telah meramalkan ekonomi RI akan mampu tumbuh seperti yang pemerintahkan harapkan, meski proyeksi ekonomi global dari berbagai lembaga terus dipangkas.
Di samping itu, pada WEO Januari 2024 pula IMF merevisi ke atas prospek ekonomi global 2024, dari 2,9% menjadi 3,1%.
Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas menyampaikan banyak negara yang terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan pertumbuhan yang semakin cepat di negara-negara besar di Asia Tenggara.
Baca Juga
“Kami memperkirakan pertumbuhan yang lebih lambat di Amerika Serikat, di mana kebijakan moneter yang ketat masih bekerja melalui perekonomian,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (31/1/2024).
Sementara negara mitra dagang Indonesia lainnya, yakni China, masih diproyeksikan akan tumbuh melambat, di mana konsumsi dan investasi yang lebih lemah terus membebani aktivitas.
Sementara itu, di kawasan Uni Eropa, aktivitas diperkirakan akan sedikit pulih setelah tahun 2023 yang penuh tantangan, ketika harga energi yang tinggi dan kebijakan moneter yang ketat membatasi permintaan.
Adapun, proyeksi dari lembaga internasional ini sejalan dengan target pemerintah yang mematok target pada level yang tidak jauh berbeda.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun optimistis capaian produk doemstik bruto (PDB) Indonesia pada 2023 akan mampu di atas 5%. Begitu pula dengan target pemerintah pada 2024 yang mematok target 5,2%.
Bendahara Negara menekankan bahwa ekonomi Indonesia tetap bertahan dengan baik alias resilien. Utamanya, permintaan domestik menjadi penopang dan sebagai substitusi pelemahan eksternal.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan masih akan bertahan pada kisaran 5%,” ujarnya dalam Konferensi Pers KSSK di Gedung Kementerian Keuangan, Selasa (30/1/2024).
Sejalan dengan optimisme Sri Mulyani, dirinya terus mencermati perkembangan yang terjadi mulai dari tensi geopolitik yang meningkat hingga tekanan fiskal berbagai negara. Untuk itu, tahun ini pemerintah tidak mengubah proyeksi ekonomi 2024 tetap di angka 5,2% sesuai dengan asumsi APBN.
“Pertumbuhan ekonomi yang kuat di 2024 terutama didorong oleh pemilu yang kita harap berdampak positif terhadap konsumsi pemerintah dalam pelaksanaan pemilu maupun dari masyarakat serta berlanjutnya pelaksanaan PSN 2024,” jelasnya.