Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nikel Naik Daun, Australia Tawarkan Kerja Sama Terkait ESG

Australia menawarkan untuk membangun standar ESG bagi industri nikel di Indonesia.
Ilustrasi smelter nikel.
Ilustrasi smelter nikel.

Bisnis.com, JAKARTA -- Asisten Menteri Perdagangan dan Manufaktur Australia, Tim Ayres kembali menegaskan bahwa adanya potensi kerjasama dengan Indonesia untuk membangun kemampuan seputar standar-standar Environmental, Social, and Governance (ESG) di tengah maraknya industri nikel Tanah Air.

Ayres mengatakan bahwa adanya ketertarikan yang kuat antara kedua negara dalam ESG. Hal ini lantaran pemerintah Indonesia berkepentingan untuk meningkatkan standar ESG untuk meningkatkan nilai. Standar ini juga diminta oleh pasar di seluruh dunia.

“Hal itulah yang akan diminta oleh pelanggan di seluruh dunia dalam hal ekspor, dan apakah kita benar-benar ingin menambah nilai ekonomi tambahan. Hal ini berarti siap dan mampu memenuhi persyaratan keberlanjutan,” terang Ayres dalam acara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama dengan Kedutaan Australia di Jakarta, Jumat (26/1/2024).

ESG adalah konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, atau bisnis yang berkelanjutan dengan tiga faktor yaitu yaitu environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola).

Ayres menuturkan negaranya sangat tertarik untuk mendorong standar lingkungan dan tata kelola hilirisasi mineral dengan Indonesia. Adapun, kerjasama ESG menjadi persyaratan Australia bagi produsen nikel di negaranya untuk memudahkan memasuki pasar di seluruh dunia. 

“[ESG] akan menjadi fitur yang sangat kuat bagi masa depan pasar nikel, dan Australia terlibat di tingkat bilateral untuk mendukung pekerjaan itu” terangnya di kediaman Duta Besar Australia di Jakarta pada Kamis (25/1).

Selain itu, Ayres juga menuturkan bahwa Australia akan memastikan bersama dengan London Metal Exchange (LME) agar nikel diperhitungkan dalam posisi kompetitif di masa depan.

Menurunnya Harga Nikel

5 Negara dengan Produksi Nikel Terbesar pada 2022

Negara

Produksi Nikel

Indonesia

1.600.000

Filipina

330.000

Rusia

220.000

Kaledonia Baru

190.000

Australia

160.000

Sumber: US Geological Survey (USGS), Mineral Commodity Summaries, Januari 2023

Mengutip Bloomberg, harga nikel telah menurun lebih dari 40% pada tahun lalu. Komoditas ini diperdagangkan mendekati US$16.000 per ton, yakni mendekati level terendah sejak 2021. 

Dampak penurunan harga nikel terbesar sejauh ini adalah Australia. Pada Senin (22/1) Wyloo Metals Pty Ltd. menutup tambangnya. BHP Group Ltd. menutup sebagian pabrik pengolahannya dan First Quantum Minerals Ltd. menangguhkan tambang nikel di Ravensthorpe, Australia Barat dan memangkas sepertiga karyawannya.

Di lain sisi, produksi Indonesia yang telah menyumbang separuh dari suplai global, mungkin lebih tahan terhadap pengurangan produksi.  Indonesia muncul sebagai pusat nikel global setelah investasi miliaran dolar di pabrik-pabrik yang efisien yang diuntungkan oleh tenaga kerja yang murah, listrik yang murah, dan bahan mentah yang mudah didapat.

"Proyek-proyek di Indonesia lebih fleksibel dalam menyerap dampak-dampak dari penurunan harga nikel," jelas analis di BloombergNEF, Allan Ray Restauro.

Membanjirnya pasokan baru dari Indonesia dalam dua tahun terakhir juga telah melampaui permintaan dikala pasar logam berada di bawah tekanan akibat perekonomian global yang lesu. Pertumbuhan permintaan yang lebih lemah dari sektor kendaraan listrik juga menjadi hambatan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper