Bisnis.com, JAKARTA – Langkah penggabungan usaha atau merger antara PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports diyakini akan berdampak positif terhadap sektor pariwisata Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai, merger AP I dan AP II dinilai akan menciptakan sinergi dalam pelayanan di bandara-bandara di Indonesia. Hal tersebut nantinya akan berimbas pada turunnya biaya operasional dalam pengelolaan bandara.
“Dampaknya akan positif dan menggairahkan pariwisata Indonesia. Layanan di bandara Indonesia tentu juga akan semakin baik,” kata Sandiaga di Jakarta, dikutip Selasa (23/1/2024).
Dia melanjutkan, penggabungan usaha antara AP I dan AP II ini juga dapat menambah frekuensi penerbangan yang dilayani pada bandara-bandara internasional di Indonesia, seperti di Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
Selain itu, Sandi juga merespons positif upaya Kementerian BUMN dalam merger dua maskapai pelat merah, yaitu Citilink dan Pelita Air Services (PAS). Dia berharap, penggabungan usaha antara kedua maskapai ini dapat berdampak pada meningkatnya ketersediaan armada pesawat untuk menampung minat masyarakat bepergian atau berwisata.
Sandi mengatakan, merger kedua maskapai tersebut diharapkan dapat mengakselerasi jumlah penambahan pesawat hingga mencapai jumlah sebelum level pra pandemi yakni sekitar 700 unit pesawat.
Baca Juga
“Dengan penggabungan anak usaha Pertamina dan Garuda Indonesia ini kami harap ada penambahan jumlah pesawat yang signifikan. Dari ketersediaan saat ini sekitar 400 pesawat, diharapkan paling tidak bisa naik jadi sekitar 500-600 armada tahun ini,” kata Sandi.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara terkait penggabungan usaha dua operator bandara BUMN, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports).
Erick mengatakan, proses integrasi dua pengelola bandara BUMN telah rampung. Penggabungan ini merupakan salah satu upaya Kementerian BUMN untuk memperkuat pengelolaan bandara. "Alhamdulillah, proses yang panjang telah menemui akhirnya, upaya kita untuk memperkuat pengelolaan bandara berhasil terwujud," ujarnya.
Dia menyampaikan, kehadiran InJourney Airports dan juga PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) sebagai subholding InJourney Group merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi dan kebandarudaraan.