Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkomitmen menyuntik mati alias menghentikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) demi mencapai target net zero emissions atau nol emisi karbon.
Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Alexander Sonny Keraf mengakui terdapat kendala bagi pemerintah dalam menghentikan produksi PLTU Batu Bara.
Menurutnya, PLN sudah menandatangani kontrak PLTU jangka panjang. Oleh sebab itu, penghentian PLTU membutuh biaya sangat besar.
Untuk itu, pemerintah perlu melakukan lobi-lobi agar mendapat pendanaan global untuk menghentikan PLTU agar tidak membebani keuangan negara. Menurut Keraf, hanya dengan begitu janji pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon secara bertahap pada 2045, 2050, dan 2060 bisa terwujud.
"Catatan kami, Ganjar-Mahfud akan melakukan kerja sama kolaborasi untuk penghentian, phase out, phase down PLTU Batu Bara dan seterusnya dalam kolaborasi pendanaan global," ujar Keraf di Media Center TPN, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2024).
Meski demikian, mantan menteri lingkungan hidup Era Gus Dur ini menyatakan skema pendanaan global itu bukan lewat utang luar negeri melainkan melalui grant alias pendanaan cuma-cuma.
Baca Juga
Menurut dia, negara-negara maju memiliki andil untuk membantu negara berkembang mewujudkan transisi dari negeri kotor memuji energi terbarukan karena mereka terlebih dahulu mencapai industrialisasi sehingga jadi yang pertama mencemari udara.
"Ini tanggung jawab bersama, kalian [negara maju] sudah mengotori, kalian juga harus punya tanggung jawab untuk mendanai PLTU-PLTU itu untuk dihentikan, untuk diterminasi, dan seterusnya," jelasnya.
Di samping itu, Keraf mengklaim Ganjar-Mahfud juga akan menyuntik mati PLTU secara transparan agar tidak membuka ruang bagi para mafia tambang fosil untuk mengambil keuntungan.
"Itu yang menjadi komitmen kami di bidang energi, dan demikian mudah-mudahan kita ikut mengendalikan suhu bumi yang menurut pemerintah hari-hari ini, bumi ini tidak lagi global warming [pemanasan global] tapi sudah sampai pada global boiling [pendidihan global]. Itu suatu yang menakutkan," tutupnya.