Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina International Shipping, subholding Pertamina yang bergerak di bidang logistik dan pelayaran terintegrasi, membukukan pendapatan senilai US$3,3 miliar atau setara dengan Rp51,56 triliun (asumsi kurs Rp15.626 per US$) pada kinerja keuangan 2023 (unaudited).
Torehan pendapatan sepanjang 2023 itu naik 18% dibandingkan realisasi pada 2022 di level US$2,8 miliar atau setara dengan Rp43,75 triliun.
Sementara itu, catatan net profit after tax sepanjang 2023 tembus di level US$304 juta, naik 48% dari torehan tahun sebelumnya di angka US$205 juta.
"Kalau kita bicara kebutuhan energi dalam negeri relatif tumbuh 2% setahun, pertumbuhan angkutan kita takar hanya 2%, sementara ini pendapatan kita bisa tumbuh 18%,” ujar Direktur Utama PIS Yoki Firnandi saat berkunjung ke Redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Yoki menuturkan, kinerja keuangan perseroan selama 3 tahun terakhir telah tumbuh agresif lewat sejumlah ekspansi di dalam negeri dan pasar internasional.
Adapun, posisi EBITDA pada tutup buku 2023 berada di level US$979,1 juta atau naik 16% dari posisi tahun sebelumnya di angka US$847 juta.
Baca Juga
Di sisi lain, porsi modal hingga akhir Desember 2023 berada di angka US$2,1 miliar atau naik 14% dari posisi tahun sebelumnya di angka US$1,8 miliar.
Yoki menuturkan, kinerja keuangan yang positif itu turut ditopang oleh kinerja pendapatan pihak ketiga yang naik 205% dari sebelumnya US$212 pada 2022 menjadi US$648 juta pada 2023. Sebagian besar torehan pendapatan segmen ini didorong ekspansi PIS di pasar internasional.
“Ini [PIS] kalau emiten akan jadi kelas A lah ya, blue chip kalau nanti jadi [IPO],” kata dia.
Adapun, untuk memperkuat bisnis, PIS juga gencar menambah armada kapalnya. Kabar teranyar, PIS telah memesan 15 kapal ukuran medium (40-50.000 deadweight) dari Hyundai Mipo Dockyard, Ulsan, Korea Selatan.
Pembelian besar-besaran kapal tanker itu dilakukan perseroan untuk mewujudkan visi perusahaan go global sembari meningkatkan valuasi menjelang rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025.
Adapun, nilai kontrak pengadaan 15 kapal tanker itu mencapai US$717,5 juta, dengan nilai per tanker di sekitaran US$47,8 juta. Sementara itu, kapal tanker terkontrak itu bakal mulai dikirim pada 2026 sampai dengan 2027 mendatang.
Lewat pengadaan kapal yang agresif ini, Yoki menargetkan pendapatan PIS dapat mencapai US$6 miliar dan US$8,9 miliar masing-masing pada tahun 2030 dan 2034.
Adapun, hingga Desember 2023, PIS tercatat memiliki 95 kapal milik dan mengoperasikan sebanyak 315 kapal tanker. Jumlah ini menjadikan PIS sebagai perusahaan dengan pengelolaan pengoperasian kapal terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, PIS juga terus mengayuh operasional bisnisnya. Dalam waktu beberapa bulan saja, misalnya, PIS mencetak lonjakan signifikan dalam rutenya ke luar negeri. Memulai dengan 26 rute pada awal 2023, Pertamina International Shipping berhasil meningkatkan jumlahnya menjadi 50 rute hingga November 2023.