Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Desember 2023 sejumlah US$19,11 miliar, turun 2,45% dari bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini melaporkan penurunan ini sejalan dengan kinerja impor migas dan nonmigas yang masing-masing nilainya turun sebesar 3,33% menjadi US$3,37 miliar dan 2,26% menjadi US$15,73 miliar.
“Untuk migas, terjadi peningkatan nilai impor hasil minyak, yaitu sebesar 2,44%, sedangkan nilai impor minyak mentah dan gas turun masing-masing sebesar 15,25% dan 11,55% [mtm],” jelasnya dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Melihat kinerja impor nonmigas, utamanya dikarenakan peran komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) yang turun 11,42% (mtm).
Kemudian mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) yang turun 6,17%, dan juga kendaraan dan bagiannya (HS 87) turun 19,08%.
Secara bulanan, Pudji menjelaskan nilai impor mengalami penurunan untuk kelompok bahan baku/penolong dan barang modal.
Baca Juga
Di mana impor barang modal memiliki persentase penurunan terdalam sebesar 10,51%. Pudji menyatakan bahwa utamanya penurunan didorong oleh penurunan impor mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kendaraan dan bagiannya, serta kendaraan udara dan bagiannya.
Dari sisi negara utama asal impor, nilai impor nonmigas dari China turun, baik secara bulanan maupun tahunan yang masing-masing sebesar 4,51% dan 5,58%.
Nilai impor dengan China turun dari US$5,77 miliar pada Desember 2022 menjadi US$5,45 miliar pada Desember 2023.