Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengungkap enam kerja sama Indonesia - Vietnam, hasil pertemuan bilateral yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Pham Minh Chinh.
Dia mengatakan yang pertama, yaitu di bidang perdagangan. Presiden Jokowi dan PM Chinh menyambut baik tercapainya target perdagangan US$10 miliar atau setara dengan Rp155,3 triliun.
"Bapak Presiden Jokowi dan PM Chinh sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan serta meningkatkan perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan," katanya, dalam Press Briefing, Jumat (12/1/2024) malam.
Retno menegaskan bahwa untuk mencapai hal tersebut, kedua pemimpin menyampaikan bahwa target perdagangan ke depan adalah lebih tinggi dari US$15 miliar atau Rp233 triliun pada 2028.
Kedua, yaitu di bidang investasi. Menlu mengatakan bahwa Presiden Jokowi meminta dukungan PM Chinh untuk terus mendorong iklim investasi yang kondusif yang mengutamakan aspek pelindungan terhadap investor, termasuk tentunya di Vietnam adalah investor Indonesia.
"Karena, sekali lagi, banyak sekali investor Indonesia yang sudah beroperasi di sini. Dan ini menunjukkan keberpihakan Bapak presiden terhadap para Investor Indonesia yang melakukan kegiatan di luar negeri," ujarnya.
Baca Juga
Lalu, ketiga, di bidang ketahanan pangan. Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dan PM Chinh sepakat untuk mendorong kerja sama pertanian melalui kerja sama komoditas pangan strategis termasuk penelitian, pengendalian mutu dan smart farming.
Keempat, mengenai kerja sama perikanan. Dia mengatakan bahwa Presiden Jokowi mengapresiasi meningkatnya ekspor sektor perikanan ke Vietnam hingga hampir dua kali lipat pada 2022.
"Bapak Presiden dan PM Chinh juga sepakat pentingnya upaya bersama untuk terus mendorong kolaborasi dan investasi termasuk untuk kemajuan industri perikanan dan upaya untuk pemberantasan IUU fishing," ucapnya.
Selanjutnya kelima, adalah kerja sama energi terbarukan. Dia menegaskan bahwa Presiden Jokowi dan PM Chinh sepakat bahwa kolaborasi antara negara Asean amat krusial untuk mencapai kemandirian di sektor ini.
Kemudian terakhir, dia menjelaskan bahwa Presiden Jokowi dan PM Chinh juga sepakat untuk terus bekerja sama menyelesaikan pekerjaan rumah Asean termasuk di dalam menyelesaikan krisis di Myanmar.