Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memperkirakan kinerja investasi akan tetap stabil meski pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat.
Faisal mengatakan, sebagian sektor memang terpengaruh oleh kondisi Pemilu dan menunggu kejelasan pemerintahan yang baru, beserta dengan arah kebijakannya.
Namun demikian, menurutnya, ada sejumlah sektor yang tidak terpengaruh oleh tahun Pemilu, misalnya sektor terkait hilirisasi.
“Sektor hilirisasi kita lihat dari beberapa tahun terakhir dari sisi investasi banyak yang beralih ke sektor ini, yang merupakan efek dari kebijakan hilirisasi. Sektor ini tidak banyak dipengaruhi Pemilu, jadi tetap stabil di 2024,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/1/2024).
Faisal mengatakan, sektor-sektor yang banyak terpengaruhi oleh Pemilu sehingga investornya cenderung wait and see, misalnya adalah sektor jasa.
Dia menilai, siapapun yang terpilih menjadi presiden nantinya, pemerintahan baru harus menyegerakan konsolidasi dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha, termasuk dari sisi investasi.
Baca Juga
CORE memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai kisaran 4,9%-5%.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung melambat tersebut lebih disebabkan oleh faktor global.
Salah satunya, perlambatan ekonomi dua negara mitra dagang Indonesia, China dan Amerika Serikat, meski tidak signifikan.
Lebih lanjut, kinerja ekspor Indonesia pada tahun ini diperkirakan melambat, bahkan akan mengalami kontraksi, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
“Yang harus dibenahi tentu saja harus cepat diversifikasi [negara tujuan ekspor] karena negara tujuan mitra terbesar Indonesia kan ada tekanan atau mengalami pelemahan pertumbuhan,” jelas Faisal.