Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mobil listrik China, BYD Co., merebut posisi produsen kendaraan listrik terbesar dunia dari Tesla setelah mengalahkan penjualan pada kuartal IV/2023.
Mengutip Reuters, Rabu (3/1/2024) Tesla mencatat rekor penjualan 494.989 mobil listrik pada kuartal IV/2023. Namun, jumlah ini jauh di bawah penjualan 526,409 kendaraan dari BYD yang sebagian besar terjual di China. Ini menunjukkan bahwa pembeli mobil mencari model yang lebih terjangkau di tengah ekonomi dengan suku bunga tinggi.
Sepanjang tahun 2023, BYD tercatat menjual sekitar 3,02 juta kendaraan di tahun 2023, termasuk kendaraan listrik baterai (BEV) dan plug-in hybrid. penjualan ini meningkat 61,9% dari tahun sebelumnya.
Produsen mobil yang berbasis di Shenzhen ini mengatakan telah menjual sekitar 1,6 juta BEV dan sekitar 1,4 juta mobil hybrid tahun lalu.
BYD mengatakan penjualan baterai dan kendaraan listrik hibrida pada bulan Desember mencapai 340.178, termasuk 190.754 kendaraan listrik.
Kepala analis pasar Hargreaves Lansdown Susannah Streeter mengatakan bahwa produksi dari BYD menunjukan pemotongan harga berhasil bagi perusahaan China.
Baca Juga
“Pertarungan ini akan merugikan margin bagi kedua perusahaan, namun BYD yakin bahwa ini adalah harga yang pantas dibayar untuk meningkatkan pangsa pasar dan pengakuan,” jelasnya.
Sementara itu, dorongan penjualan akhir tahun dari Tesla sebagian besar membuahkan hasil dengan mengirimkan 1,8 juta kendaraan pada 2023. Namun, angka tersebut tidak mencapai target internal sebesar 2 juta kendaraan.
Tesla juga meningkatkan diskon dan menawarkan insentif seperti pengisian cepat gratis selama enam bulan jika pelanggan melakukan pengiriman pada akhir Desember 2023, dalam upaya meningkatkan penjualan sebelum varian sedan model 3 compact-nya kehilangan kredit pajak federal AS pada 2024.
Menurut 14 analis yang disurvei oleh LSEG, upaya tersebut membantu Tesla membukukan pertumbuhan sebesar 11% dibandingkan kuartal sebelumnya dan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 473,253.
Perusahaan membuat rekor 494.989 kendaraan pada kuartal tersebut setelah penghentian produksi pada kuartal III/2023 untuk meningkatkan jalur perakitan, sehingga total produksi pada tahun lalu sebesar 1,85 juta unit.
“[Angka penjualan Tesla] jauh, jauh, jauh lebih baik daripada perusahaan mobil AS domestik," kata manajer portofolio di pemegang saham Tesla, Hodges Capital, Gary Bradshaw.
Saingannya yang lebih kecil, Rivian juga melaporkan bahwa penjualan perusahaan tersebut meleset dari perkiraan pasar di tengah penurunan permintaan kendaraan listrik yang lebih luas.
Pelemahan yang terjadi juga telah membuat produsen otomotif AS, termasuk Ford dan General Motors menjadi lebih hati-hati tentang rencana kapasitas produksi mobil listrik mereka.
Tesla juga menghadapi pemeriksaan dari regulator terkait teknologi self-drivingnya, dengan perusahaan tersebut menarik lebih dari 2 juta kendaraan bulan lalu untuk memasang perlindungan baru dalam sistem bantuan pengemudi canggih Autopilot, setelah regulator keselamatan federal menyebutkan masalah keamanan.
Menyambung hal tersebut, sebuah kelompok nirlaba berpengaruh di AS yang melakukan tinjauan ekstensif terhadap mobil, peralatan dapur, dan barang-barang lainnya, Consumer Reports, mengatakan evaluasi awal mereka menunjukkan bahwa pembaruan perangkat lunak tidak cukup untuk memperbaiki masalah, mencegah penyalahgunaan dan kurangnya perhatian pengemudi.