Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal memproyeksikan tingkat inflasi pada Desember 2023 akan lebih tinggi secara bulanan (month-to-month/mtm).
Faisal memerinci tingkat inflasi Indonesia pada Desember 2023 akan berada di kisaran 0,5%-0,7% dibandingkan dari November 2023.
“Pada bulan Desember 2023, tingkat inflasi diproyeksikan akan berada pada kisaran 0,5%-0,7% secara bulanan (MtM) dan 2,7%±0,1% secara tahunan (YoY),” ujarnya, Senin (1/1/2024).
Secara umum, kata dia, inflasi diprediksikan meningkat seiring dengan peningkatan berbagai harga komoditas pada akhir tahun. Faisal melihat proyeksi ini dengan menggunakan pola tahun 2021 sebagai acuan.
Pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga dan diprediksikan mendorong inflasi yaitu komoditas daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, dan beras.
Sementara itu, deflasi akan disokong oleh komoditas cabai merah keriting yang mulai menunjukkan penurunan harga dibandingkan bulan lalu.
Baca Juga
Di sisi lain, proyeksi ini memang lebih tinggi dari capaian inflasi November 2023 sebesar 0,38% (mtm).
Meski demikian, proyeksi secara yoy sebesar 2,7% lebih rendah dari November yang sebesar 2,86%. Penyumbang utama inflasi November 2023 secara yoy adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,72%.
Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, rokok kretek filter, cabai rawit, daging ayam ras, bawang putih, dan rokok putih.
Adapun, konsensus ekonom Bloomberg per 29 Desember 2023 meramalkan, rata-rata inflasi untuk Desember akan berada di angka 2,82%.