Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Otorita Akui Proyek Terowongan Bawah Laut IKN Berpotensi Rusak Lingkungan

Otorita IKN mengakui proyek terowongan bawah laut perdana di Indonesia yang akan dibangun di IKN Nusantara dengan nilai berpotensi merusak ekosistem lingkungan.
Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengakui proyek terowongan bawah laut perdana di Indonesia yang akan dibangun di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan nilai mencapai Rp10 triliun berpotensi dapat merusak ekosistem lingkungan.

Meski demikian, berdasarkan kajian, proyek ini dinilai menjadi yang paling minim berdampak pada ekosistem laut di sekitar Teluk Balikpapan.

"Kita sudah mengganti [rencana pembangunan] dari dulunya membangun jembatan di atas teluk ke tunnel bawah laut dengan harapan meminimalisir, kami paham, beberapa masukan, tetap akan merusak. Memang kami sadar, ada aktivitas manusia akan merusak alam," jelas Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Pungky Widiaryanto dalam Webinar Diskusi Publik Rabu (27/12/2023). 

Lebih terperinci, Pungky menjelaskan, pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di IKN memang memantik dilematika. Namun, dia lagi-lagi memastikan bahwa pemerintah telah melakukan studi serta meminimalisir dampak negatif dari setiap proyek yang ada.

Contohnya, tambah Pungky, mulanya pemerintah berencana hendak membangun jembatan yang mampu menghubungkan antara Balikpapan dengan IKN melalui Teluk Balikpapan. Bila ditilik dari segi biaya, pembangunan jembatan tersebut memang dinilai jauh lebih ekonomis.

Akan tetapi, mempertimbangkan keseimbangan ekosistem yang ada, maka pemerintah justru lebih memilih untuk melakukan pembangunan terowongan bawah laut (immersed tunnel) yang nilai konstruksinya diperkirakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencapai Rp4 triliun per 1 kilometer (km).

Di samping itu, Pungky juga menyebut, dalam proses konstruksinya, nantinya pembangunan terowongan bawah laut akan tetap memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip berkelanjutan yang selaras dengan visi misi pengembangan IKN menjadi kota hijau yang ramah lingkungan.

"Kita coba meminimalisir dengan yang dulunya dari segi sejarah bangun jembatan yang akan merusak parah, jadi ke tunnel. Walaupun kami sadar tunnel pun juga punya risiko merusak atau memberikan efek juga," sambungnya. 

Sementara itu, sebelumnya Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menjelaskan, saat ini rencana pembangunan proyek terowongan bawah laut pada salah satu ruas Tol di IKN tersebut masih masuk tahap detail engineering design (DED).  

Adapun, terkait skema pendanannya, Endra menyebut pembangunan proyek tersebut sementara akan menggunakan APBN.

"Ya, itu sementara kan kita pakai APBN dan mungkin ada loan. Jadi kita belum tahu tuh skemanya seperti apa. Kita belum sampai situ, kan kita masih desain ya kalau desain kan kita masih ngomongin teknisnya, begitu nanti diputuskan baru kita cari ini uangnya dari mana," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper