Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menilai masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden telah memiliki visi misi dan program kerja yang optimistis untuk periode 2024-2029. Hal itu dapat dituangkan jelang debat cawapres yang akan berlangsung malam ini, Jumat (22/12/2023).
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyampaikan bahwa pihaknya menanti inovasi untuk mewujudkan sederet janji-janji yang terekam dalam puluhan bahkan ratusan halaman program kerja (proker) para paslon.
“Inovasi itu harus diikuti solusi yang tepat, bagaimana masalah yang ada. Misalnya era digital, tapi kita tahu nanti akan ada bonus demografi, penduduk usia produktif akan meningkat tajam,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Jumat (22/12/2023).
Sementara di sisi lain, tingkat pendidikan angkatan kerja Tanah Air nyatanya cukup rendah. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMP ke bawah mendominasi dengan lebih dari 50% dari 147,71 juta angkatan kerja.
Kemudian lulusan SMA dan SMK di angka sekitar 30%, sementara angkatan kerja yang memiliki pendidikan diploma dan strata tak sampai 13%.
Pasalnya, kalau tidak dipersiapkan dengan baik, Esther memprediksikan bukan bonus demografi yang akan RI dapati, namun ledakan pengangguran.
Baca Juga
“Pemimpin siapapun yang terpilih, harus melakukan ekstra effort, inovasi apa yang bisa mengatasi hal tersebut, bukan hanya memnberikan modal atau bansos. Jangan ngomong aja, berikan langkah langka untuk mewujudkan cita cita itu,” tegasnya.
Sebagai contoh, masing-masing paslon telah memiliki program UMKM. Esther menyampaikan, Anies mendorong milenial dan penduduk usia muda untuk buka usaha melalui UMKM yang harapannya menciptakan lapangan pekerjaan.
Sementara Ganjar mendorong UMKM untuk mengerek pertumbuhan ekonomi ke 7%. Sedangkan Prabowo, kata Esther, hanya melanjutkan program Jokowi.
“Saya lihat paslon 2, Prabowo-Gibran, hanya melanjutkan program-program yang sudah ada dengan target yang lebih ambisius dari paslon lainnya,” lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menyampaikan bahwa dalam debat perdana yang mengangkat tema ekonomi tersebut telah mencakup isu yang cukup lengkap. Mulai dari ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, hingga perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Meski demikian, pelaku usaha tidak menantikan janji-janji yang akan dilontarkan para cawapres, melainkan bukti konkret dalam merealisasikan janji tersebut.
“Topik berkaitan dengan ekonomi sudah komprehensif, namun yang mau kami dengar lebih banyak dalam perdebatan itu, mengenai implementasinya seperti apa, apakah ini tidak hanya segi visi misi-nya, tapi bagaimana ini bisa menjadi kenyataan,” ujarnya dalam Outlook Ekonomi dan Bisnis Apindo 2024, Kamis (21/12/2023).
Pasalnya, tidak semua cawapres memiliki latar belakang ekonomi. Terlebih saat ini kondisi ekonomi global dan domestik tengah menghadapi guncangan mulai dari geopolitik, suku bunga acuan, hingga inflasi.
“Sejauh mana knowledge, tidak semua [cawapres] punya latar belakang ekonomi, tapi sejauh mana knowledge tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan,” tutup Shinta.