Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya untuk mengejar peningkatan rasio kewirausahaan nasional yang saat ini masih sebesar 3,35%, salah satunya dengan mendorong penciptaan wirausaha di kalangan pemuda.
Pengembangan minat kewirausahaan pada pemuda dipandang strategis untuk menyiapkan generasi mendatang agar selain bekerja di industri atau melanjutkan studi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pemuda juga didorong menjadi wirausaha kreatif. Kemampuan kewirausahaan yang dimiliki pemuda juga akan menjadi salah satu solusi menekan jumlah pengangguran terdidik.
Upaya Pemerintah tersebut tentunya didukung dengan kebijakan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2022-2024, yang bertujuan untuk memperkuat dan menumbuhkembangkan ekosistem kewirausahaan yang berorientasi pada nilai tambah dan pemanfaatan teknologi, sehingga potensi, kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang pemuda Indonesia miliki dapat dioptimalkan.
Sebagai wujud implementasi Peraturan Presiden tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkolaborasi dengan, Lazada Indonesia dan Universitas Padjajaran, serta didukung oleh EntrepreneurHub Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, dan Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjajaran telah menyelenggarakan talkshow “Mendorong Transformasi Pemuda menjadi Wirausaha Baru yang Tangguh dan Berdaya Saing di Era Ekonomi Digital” yang diselenggarakan di Universitas Padjajaran, Bandung, Selasa (12/12).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Biro Perekonomian Yuke Mauliani Septina, yang mewakili Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, secara resmi membuka talkshow dan mengungkapkan bahwa dari 49 juta penduduk Jawa Barat yang tersebar di 27 Kabupaten/Kota, 12% diantaranya adalah pemuda. Dengan potensi tersebut, maka Pemerintah perlu terus mendorong dan mengajak pemuda agar berminat menjadi wirausaha. Sehingga, kegiatan talkshow seperti ini dirasa sangat penting dilakukan bagi pemuda secara berkelanjutan.
“Bonus demografi dapat memberikan peluang akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, bilamana jumlah penduduk usia produktif melebihi lapangan kerja yang disediakan, yang berarti dapat meningkatkan pengangguran dan berpotensi meningkatkan kemiskinan. Sehingga, dalam menghadapi bonus demografi tersebut, Pemerintah terus mendorong akselerasi penumbuhkembangan kewirausahaan khususnya di kalangan pemuda guna mewujudkan penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing di era ekonomi digital,” ungkap Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Eripson M.H. Sinaga pada kesempatan yang sama.
Vice President External Affairs Lazada Indonesia Yovan menyambut baik kegiatan talkshow tersebut sebagai wujud kemitraan bersama Pemerintah. Hal ini sejalan dengan misi Lazada Indonesia untuk fokus membantu membangun dan mendukung pertumbuhan UMKM, serta merek-merek lokal di Indonesia. Menjadi wirausaha merupakan salah satu talenta yang penting untuk dikembangkan demi mendorong pertumbuhan perekonomian digital Indonesia. Lebih lanjut, Lazada memiliki komitmen tinggi dalam memberdayakan potensi-potensi lokal yang merupakan talenta ekonomi digital.
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 130 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan alumni Universitas Padjajaran, serta pelaku usaha muda di Kota Bandung. Para peserta talkshow memperoleh materi terkait kewirausahaan yang disampaikan oleh para narasumber-narasumber yang ahli dan berpengalaman di bidang kewirausahaan. Topik-topik materi yang diberikan di antaranya mencakup penciptaan mindset, spirit, dan ide wirausaha pada kalangan mahasiswa, cara mengembangkan usaha dengan berjualan lewat marketplace, pentingnya dukungan regulasi kewirausahaan, dan sosialisasi platform EntrepreneurHub dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Menutup talkshow tersebut, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Chairul Saleh berpesan agar para calon wirausahawan muda dapat memperhatikan persaingan di era digital semakin ketat, pelanggan semakin cerdas, dan ekspektasi pelanggan terus meningkat. Oleh karena itu, wirausahawan perlu memahami bagaimana teknologi digunakan untuk menciptakan nilai tambah baik bagi pelanggan dan perusahaan, serta harus ada keunikan (unique selling point) agar semakin memiliki nilai lebih di mata konsumen.
Talkshow tersebut turut dihadiri oleh Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran mewakili Dekan Fakultas Hukum. (dep4/map/fsr)