Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momentum Nataru, Berpotensi Dongkrak Kinerja UNVR

Emiten sektor konsumer dianggap memiliki keunggulan karena mampu beradaptasi dan memiliki strategi bisnis yang inovatif, termasuk memanfaatkan konsumsi Nataru.
Logo Unilever di kantor pusat Unilever NV di Rotterdam, Belanda, Kamis (11/5/2017)./Bloomberg-Jasper Juinen
Logo Unilever di kantor pusat Unilever NV di Rotterdam, Belanda, Kamis (11/5/2017)./Bloomberg-Jasper Juinen

Bisnis.com, JAKARTA- Momentum libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru bakal mendongkrak kinerja industri konsumer, termasuk emiten Unilever (UNVR).

Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyoroti potensi dampak positif pada saham sektor konsumer menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, atau yang dikenal sebagai Nataru. "Momentum libur Natal dan Tahun Baru bakal berdampak positif bagi emiten konsumer, seiring dengan window dressing," ungkap Nafan.

Data dari Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan mencatat bahwa sekitar 24,19 persen warga, atau setidaknya 26,03 juta jiwa, berencana bepergian dengan mobil pribadi, sedangkan sepeda motor menjadi pilihan 18,71 persen, atau sekitar 20,14 juta jiwa.

Nafan menambahkan, "Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum yang diharapkan berkisar antara 8% hingga 10% juga dianggap sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan dapat menjadi katalis positif bagi emiten di sektor konsumer. Hal ini diharapkan memberikan dorongan untuk pertumbuhan perusahaan dalam arena konsumer."

Di tengah perubahan eksternal dan dampak geopolitik, emiten sektor konsumer dianggap memiliki keunggulan karena mampu beradaptasi dan memiliki strategi bisnis yang inovatif. Nafan mengungkapkan bahwa pergerakan emiten ritel pada libur Natal dan Tahun Baru berpotensi positif, terutama dengan peningkatan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.

Nafan juga memberikan sorotan terhadap Unilever Indonesia (UNVR), pemimpin pasar di sektor konsumer. "Manajemen Unilever perlu melakukan berbagai strategi inovasi demi menjaga kepemimpinan di tengah pasar dalam negeri yang makin kompetitif," katanya.

Dia juga melihat pergantian direksi sebagai momen penting bagi Unilever. "Momen pergantian direksi dapat menjadi peluang untuk melakukan penyesuaian navigasi bisnis yang lebih baik lagi. Yang paling penting, bagaimana melakukan eksekusi strategi bisnis dengan lebih baik," ujar Nafan.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, PT Unilever Indonesia Tbk menyetujui pengangkatan Benjie Yap sebagai Presiden Direktur Perseroan mulai Januari 2024.

Nurdiana Darus, Direktur dan Sekretaris Perseroan PT Unilever Indonesia menyatakan perubahan kepemimpinan dan kerangka baru organisasi Unilever Compass membawa Unilever Indonesia memasuki babak baru untuk terus memaksimalkan potensi pertumbuhan berkelanjutan.

Benjie Yap menggantikan Ira Noviarti, yang berhasil memimpin perusahaan di tengah pandemi global Covid-19 pada 2020-2021. Dia diberikan apresiasi atas kepemimpinannya yang tangguh dan berdedikasi tinggi, membawa Perseroan berada pada posisi yang lebih kuat.

Benjie Yap diharapkan membawa keahlian dan kontribusi berharga bagi UNVR dan industri konsumer secara keseluruhan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper