Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Mandiri Wanti-Wanti Tantangan Global Masih Hantui Ekonomi RI 2024

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan ada tiga faktor utama tantangan global yang akan berdampak pada ekonomi RI di tahun politik 2024.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat dan lalu lintas di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat dan lalu lintas di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro mewanti-wanti Indonesia masih akan menghadapi tantangan pada 2024, yang hampir sama dengan kondisi 2023. 

Asmo, sapaannya, menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor utama tantangan global yang akan berdampak pada ekonomi RI di tahun politik 2024.  

Pertama, ekonomi Indonesia masih akan bergantung terhadap kondisi ekonomi Negara Tirai Bambu, di mana pangsa ekspor terbesar RI berada di China. 

“Karena kita memang sangat tergantung dengan China dalam artian bahwa ekspor kita mayoritas ke China, tentu saja sangat penting bagaimana outlook dari China ke depan. Ini akan mempengaruhi bagaimana outlook harga komoditas, terutama harga CPO, batu bara, dan nikel,” ungkapnya dalam Media Gathering Perkembangan Ekonomi Global dan Indonesia 2023 secara daring, Selasa (19/12/2023). 

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pangsa ekspor RI ke China per November 2023 sebesar 26,11%, lebih tinggi dari AS (9,37%) dan India (9,68%). 

Kedua, arah suku bunga acuan dari Federal Reserve atau The Fed ke depan menjadi tantangan karena masih akan higher for longer dan akan mempengaruhi volatilitas dan capital flow. 

Meski demikian, sikap The Fed yang sudah tidak semakin hawkish dengan memberikan angin segar untuk suku bunga acuan dapat dipangkas mulai tahun depan. Ekspektasinya, The Fed bakal pangkas 0,75 basis poin suku bunga pada 2024. 

Ketiga, outlook dari kondisi geopolitik global dan faktor kesehatan, seperi Covid-19, sangat penting. 

“Dua black swan [geopolitik dan kesehatan] ini yang akan mempengaruhi ekonomi global dan mempengaruhi ekonomi domestik. Banyak concern kenaikan kasus Covid-19, harapannya tidak memukul belanja masyarakat dan mobilitas sektor di dalamnya,” lanjutnya. 

Tiga tantangan tersebut berdampak besar terhadap neraca perdagangan Indonesia yang surplusnya sudah semakin sempit, nilai tukar, hingga pertumbuhan ekonomi. 

Meski menghadapi berbagai tantangan, ekonom BMRI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap sehat di angka 5,04% pada 2023 dan 5,06% pada 2024. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper