Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) mengungkap kinerja industri pupuk nasional yang tumbuh positif terdongkrak insentif harga gas bumi tertentu (HGBT).
Sekretaris Jenderal APPI, Achmad Tossin Sutawikara, mengatakan implementasi HGBT telah membantu pelaku industri pupuk memenuhi ketersediaan pupuk sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah.
"Kebijakan HGBT meningkatkan kinerja Pupuk Indonesia sehingga kontribusi Pupuk Indonesia ke pemerintah juga meningkat," kata Tossin kepada Bisnis, dikutip Senin (18/12/2023).
Menurut dia, dengan adanya penetapan HGBT, harga gas menjadi fixed price untuk APPI yang terdiri dari PT Pupuk Indonesia dan 5 anak usahanya. Dengan demikian, perusahaan dapat memacu operasional dan lebih fokus untuk memperbaiki efisiensi penggunaan gas.
"Sehingga kami dapat menurunkan biaya gas dan perbaikan efisiensi biaya non-gas sehingga secara agregat HPP pupuk berbasis gas dapat dioptimalkan," tuturnya.
Efektivitas HGBT di industri pupuk tercerminkan dari data produksi pupuk Indonesia mencapai 6,06 juta ton pada semester I/2023. Jumlah itu telah mencapai 51,36% dari total produksi pupuk nasional sepanjang 2022.
Baca Juga
Di sisi lain, konsumsi pupuk di Indonesia mencapai 4,47 juta pada semester I/2023. Jumlah itu telah mencapai 44,93% dari total konsumsi pupuk Indonesia sepanjang tahun lalu.
Pada September 2023 lalu, PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya teken kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan beberapa perusahaan Migas.
Anak perusahaan Pupuk Indonesia yang melakukan penandatanganan PJBG adalah PT Pupuk Kaltim dengan Genting Oil Kasuri Pte. Ltd dari KKKS dengan volume 102 MMSCFD.
Aliran gas baru akan dimulai pada kuartal IV tahun 2027. Perjanjian tersebut bertujuan untuk memastikan keberhasilan proyek pabrik amoniak urea kawasan industri pupuk Fakfak, Papua Barat.
Penandantangan kontrak PJBG merupakan bagian dari Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 91 Tahun 2023 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.