Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan empat komoditas yang paling banyak diimpor oleh Indonesia. Keempat komoditas tersebut, yaitu beras, gula, daging jenis lembu, serta jagung.
Adapun, BPS melaporkan peningkatan signifikan pada nilai impor barang konsumsi yang masing-masing naik 10,35% secara bulanan dan 19,82% secara tahunan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, peningkatan nilai impor barang konsumsi ini didorong, antara lain oleh impor komoditas pangan.
“Empat komoditas pangan yang banyak diimpor Indonesia, yaitu beras, gula, daging jenis lembu, serta jagung,” ungkap Pudji dalam rilis BPS, Jumat (15/12/2023).
Secara terperinci, Indonesia telah mengimpor sebanyak 2,53 juta ton beras, dengan nilai mencapai US$1,45 miliar sepanjang Januari hingga November 2023.
Beras tersebut paling banyak didatangkan dari Thailand, yakni sebesar 45,27% dari total volume impor beras, diikuti Vietnam 41,49%, dan Pakistan 7,17%.
Baca Juga
Impor komoditas pangan terbanyak selanjutnya adalah gula. BPS mencatat Indonesia telah mendatangkan sekitar 4,55 juta ton gula impor dengan nilai US$2,54 miliar hingga November 2023.
Impor gula ini paling banyak berasal dari Thailand, yakni 48,82% dari total volume impor gula, diikuti Brasil 24,85%, dan Australia 18,94%.
Selanjutnya, komoditas jagung. Tercatat sebanyak 892.080 ton jagung impor dengan nilai US$276,07 juta telah membanjiri Indonesia.
Jika dilihat menurut sumber negaranya, impor jagung utamanya berasal dari Argentina sebesar 53,88% dari total volume jagung impor, diikuti Brasil 43,49%, dan AS 1,14%.
Terakhir adalah komoditas daging jenis lembu. BPS melaporkan setidaknya terdapat 214.270 ton dengan nilai US$753,84 juta daging jenis lembu yang masuk ke Indonesia hingga November 2023.
Menurut sumber negaranya, daging jenis lembu ini paling banyak didatangkan dari India 42,57%, Australia 44,22%, dan AS 8,33%.
Meski berada dalam jajaran komoditas pangan yang paling banyak diimpor Indonesia, impor komoditas daging jenis lembu menunjukkan tren penurunan sejak Agustus 2023, dibandingkan ketiga komoditas lainnya.