Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Beri Sinyal Penurun Suku Bunga, Rupiah Bakal Menguat?

The Fed memberikan sinyal penurunan suku bunga mulai 2024. Rupiah bakal lanjutkan tren menguat?
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC. / Bloomberg
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC. / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga pada tingkat 5,25-5,5%. 

Kepala Ekonomi Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan kebijakan mempertahankan suku bunga ini merupakan yang ketiga kalinya dalam 3 pertemuan terakhir.

The Fed menyatakan indikator-indikator terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi melambat, kenaikan lapangan kerja telah moderat tapi tetap kuat, dan tingkat pengangguran tetap rendah.

Selain  itu, sistem perbankan AS dinilai dalam kondisi sehat dan tangguh. 

Andry menyampaikan The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali sejak 22 Maret, laju pengetatan yang tercepat sejak awal 1980-an. 

The Fed dalam pertemuan Desember ini pun mengisyaratkan tiga kali pemangkasan suku bunga untuk tahun depan, lebih banyak dari yang diperkirakan oleh sebagian besar investor.

Alhasil, indeks dolar AS turun ke 103,2, level terendah dalam lebih dari seminggu.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga tercatat turun di bawah 4,1%, terendah sejak awal Agustus. 

Andry mengatakan perkembangan ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan Indonesia pada perdagangan hari ini.

“Yang memungkinkan nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dollar AS, penurunan imbal hasil obligasi, dan kenaikan pasar saham domestik,” katanya, Kamis (14/12/2023).

Adapun, pedoman The Fed yang baru juga mengindikasikan pertumbuhan yang kuat pada 2023. The Fed melihat aktivitas ekonomi sedikit meredup tahun depan setelah pada 2023 menguat. 

Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan mencapai 2,6% pada akhir tahun ini, sedikit naik dari proyeksi September 2023, di mana produk domestik bruto riil akan tumbuh 2,1% tahun ini. 

Anggota komite memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan mencapai 1,4% pada akhir 2024, sedikit turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,5%, sebelum meningkat ke 1,8% pada 2025 dan 1,9% pada 2026. 

“Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperkirakan ekonomi AS akan memasuki resesi setidaknya selama 2 tahun,” kata Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper