Bisnis.com, JAKARTA – Center of Reform on Economic (Core) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat di level 4,9% hingga 5% pada tahun politik 2024.
Direktur Eksekutif Core Mohammad Faisal menyampaikan kondisi ekonomi pada tahun depan cenderung tidak berbeda jauh seperti proyeksi di 2023 yang akan berada di level 5%.
“Pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan berada di kisaran 4,9%-5%, akan sedikit melambat dibandingkan tahun ini yang kita prediksikan di 5%,” ujarnya dalam Core Economic Outlook 2024 di Perpustakaan Nasional RI, Selasa (12/12/2023).
Faisal menjelaskan tertahannya pertumbuhan ekonomi pada tahun politik tersebut setidaknya akibat empat hal. Pertama, konsumsi rumah tangga yang relatif stabil cenderung melemah marjinal.
Kedua, kinerja investasi juga akan relatif stabil, dengan kecenderungan wait and see. Meski demikian, investasi akan terdorong dengan adanya kebijakan hilirisasi.
“Investasi relatif stabil, perlambatan karena faktor tahun politik dan lain lain diredam dengan kebijakan hilirisasi,” jelasnya.
Baca Juga
Ketiga, net ekspor Indonesia juga masih akan melemah dibandingkan 2023 akibat berlanjutnya perlemahan ekspor.
Faisal melihat dengan harga komoditas global yang melemah berdampak pada kinerja ekspor impor Indonesia. Sekalipun surplus neraca perdagangan masih positif, namun kurang sehat karena bukan dari peningkatan ekspor, melainkan pelemahan ekspor diiringi impor yang juga turun.
Keempat, belanja pemerintah akan tertahan karena adanya peningkatan pembayaran utang pada 2024.
Mengacu pemberitaan bisnis sebelumnya, pada 2024 diperkirakan pembayaran pokok utang pemerintah senilai Rp625 triliun dan bunga utang mencapai Rp497 triliun dengan total Rp1.122 triliun. Sementara target pendapatan APBN 2024 di angka Rp2.802 triliun
Adapun, sejumlah lembaga internasional memberikan proyeksi yang resilien terhadap ekonomi Indonesia. Seperti halnya Dana Moneter Internasional (IMF) dan ADB yang mematok ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5% pada 2024. Sementara OECD mematok proyeksi lebih rendah di angka 4,9% pada tahun mendatang.