Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Rahma Sugihartati

Guru Besar Sains Informasi FISIP Universitas Airlangga

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Kunci Survive UMKM Era Digital

Kunci untuk mengurangi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya tahan ekonomi Indonesia adalah pada transformasi digital.
Rumah Anyaman Mandiri salah satu UMKM andalan di Kota Makassar, yang mampu mengubah limbah eceng gondok menjadi kerajinan yang bernilai tinggi. Kerajinan ini di ekspor ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan menembus pasar mancanegara. Sabtu (24/11/2023). JIBI/Bisnis/Erwin Tri Prasetyo
Rumah Anyaman Mandiri salah satu UMKM andalan di Kota Makassar, yang mampu mengubah limbah eceng gondok menjadi kerajinan yang bernilai tinggi. Kerajinan ini di ekspor ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan menembus pasar mancanegara. Sabtu (24/11/2023). JIBI/Bisnis/Erwin Tri Prasetyo

Bisnis.com, JAKARTA - Kunci untuk mengurangi risiko perlambatan ekonomi dan peningkatan daya tahan ekonomi Indonesia adalah pada transformasi digital. Meskipun Indonesia pada 2024 diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir, fakta memperlihatkan bahwa pertumbuhan industri e-commerce justru makin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi Tanah Air. Pada 2024, bukan tak mungkin industri e-commerce akan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional.

Kunci untuk mengurangi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya tahan ekonomi Indonesia adalah pada transformasi digital. Meskipun Indonesia pada 2024 diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir, fakta memperlihatkan bahwa pertumbuhan industri e-commerce justru makin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi Tanah Air. Pada 2024, bukan tak mungkin industri e-commerce akan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional.

Pengalaman dalam 2—3 tahun terakhir membuktikan bahwa sektor ekonomi digital merupakan kekuatan baru yang mampu menopang perkembangan perekonomian nasional. Ekonomi digital Indonesia pada 2023 mampu mendominasi hingga 40% dari total nilai transaksi ekonomi digital di Asean.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sepanjang Agustus 2023, nilai transaksi digital banking secara nasional mencapai Rp5.098,6 triliun. Nilai itu tumbuh 11,9% dibanding setahun sebelumnya.

Menurut Bappenas, penjualan nilai transaksi (gross merchandise value) e-commerce naik 54% dari US$21 miliar pada 2019 menjadi US$32 miliar (atau setara dengan Rp266,3 triliun) pada 2021, dan terus naik menjadi US$83 miliar pada 2025.

Menurut proyeksi BI, perdagangan e-commerce, marketplace akan terus tumbuh, bahkan pertumbuhannya bisa mencapai 33,2%. Pangsa pasar yang luar biasa dan pergeseran perilaku konsumsi masyarakat menjadikan e-commerce tumbuh pesat dan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

EKONOMI DIGITAL

Bagi Indonesia, perkembangan ekonomi digital yang luar biasa pesat tentu merupakan peluang. Dengan jumlah penduduk yang tergolong besar, Indonesia seharusnya tidak lagi menjadi sekadar target pasar pelaku usaha dari luar, tetapi bisa pula menjadi lahan subur bagi persemaian pelaku usaha e-commerce yang tangguh, dan bahkan menjadi pelaku ekonomi di tingkat global. Apakah mungkin?

Sepanjang para pelaku ekonomi nasional, termasuk pelaku UKM memiliki kemampuan literasi digital, sebetulnya kontribusi perkembangan ekonomi digital akan signifikan dan bermanfaat bagi perekonomian nasional. Akan tetapi, lain soal ketika di Indonesia masih terjadi kesenjangan digital yang kronis.

Pengalaman di berbagai negara telah banyak mengajarkan bahwa kontribusi ekonomi digital terhadap perekonomian Indonesia tidak akan maksimal selama masih ada kesenjangan antara jumlah kebutuhan talenta digital dan ketersediaannya di pasar tenaga kerja.

Di Indonesia, sekitar 77% dari populasi 277 juta jiwa penduduk telah menggunakan internet atau teknologi digital. Ini adalah pangsa pasar yang luar biasa besar bagi ekonomi digital. Pada 2030, produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi mencapai Rp24.000 triliun dengan 18% di antaranya atau Rp4.500 triliun disumbang oleh ekonomi digital.

Untuk memastikan agar PDB kita naik dan ekonomi digital benar-benar dapat menopang perkembangan ekonomi nasional, Indonesia memerlukan tambahan 9 juta talenta digital mulai 2015 hingga 2030.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah untuk mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

Pertama, ketersediaan talenta digital dari masyarakat Indonesia yang masih jauh dari layak. Kalau dihitung secara kasar, setiap tahun Indonesia memerlukan tambahan sekitar 600.000 talenta digital baru. Yang menjadi masalah adalah, berdasarkan catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, kemampuan Indonesia menghasilkan talenta digital baru saat ini jauh dari kondisi ideal, yakni hanya 100.000—200.000 talenta per tahun.

Kedua, bagaimana mendorong pelaku usaha di Tanah Air, termasuk UMKM, mampu terlibat dan bahkan menjadi pemain utama dalam perkembangan ekonomi digital. Saat ini ada sekitar 27 juta UMKM yang telah go digital. Targetnya pada 2024 nanti 30 juta UMKM sudah go digital dan siap bersaing dengan pelaku usaha dari berbagai negara. Mempersiapkan pelaku UMKM agar memiliki literasi digital dan mampu memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk yang dihasilkan adalah salah satu agenda penting yang harus diperhatikan.

Ketiga, bagaimana memastikan pemberian stimulus kepada para pelaku bisnis e-commerce, mulai dari level pemula hingga established business. Akses pelaku usaha yang masih relatif rendah terhadap sumber-sumber permodalan perlu dibenahi sehingga pelaku UMKM akan mendapatkan kesempatan mengembangkan usahanya hingga maksimal.

Kita tahu bahwa nilai ekonomi digital Indonesia terus tumbuh dan tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada 2023, nilai ekonomi digital Indonesia US$82 miliar dan diperkirakan mampu mencapai US$109 miliar pada 2025. Selain itu, Indonesia telah terbukti menjadi sentral pertumbuhan ekonomi digital yang sangat potensial. Potensi sebesar ini jika tidak dapat direspons dengan baik oleh pelaku UMKM tentu menjadi sia-sia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper