Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chatib Basri Ingatkan 4 Dampak Tensi Geopolitik Berkepanjangan ke RI

Chatib Basri menyampaikan tensi geopolitik dan gejolak di pasar global akan memberikan berbagai dampak rambatan terhadap perekonomian Indonesia.
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani

Bisnis.com, BADUNG — Ekonom senior Chatib Basri menyampaikan bahwa tensi geopolitik dan gejolak di pasar global akan memberikan berbagai dampak rambatan terhadap perekonomian di dalam negeri.

Menurutnya, berbagai gejolak tersebut, mulai dari konflik geopolitik perang Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel, hingga rivalitas di Laut China Selatan antara China dan Amerika Serikat, akan terus menimbulkan dampak terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. 

Pertama, berbagai risiko ini akan menimbulkan trilemma kebijakan. Di sisi moneter, bank sentral memiliki opsi menaikkan suku bunga acuan jika the Fed kembali menaikkan suku bunga, membiarkan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan jika pasar keuangan kembali bergejolak, atau melakukan intervensi di pasar valas.

“Opsi bagi Bank Indonesia, menaikkan suku bunga, membiarkan rupiah melemah, atau intervensi di forex,” katanya dalam acara Public Lecture Regional Chief Economist Forum, Jumat (8/12/2023).

Tantangan kedua menurut Chatib, yaitu kenaikan harga minyak dunia, yang turut dipicu oleh perang Israel dan Palestina. Hal ini berpotensi mengerek belanja subsidi energi pemerintah.

Ketiga, El Nino yang mempengaruhi harga beras, serta keempat dampak pada kebijakan fiskal.

Dia menyampaikan, terdapat beberapa kemungkinan perkembangan situasi geopolitik yang mungkin dapat terjadi terkait dengan konflik Palestina dan Israel, dan seluruh kemungkinan tersebut akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada harga minyak dunia, indeks volatilitas, juga PDB global dan inflasi.

Oleh karena itu, Chatib menambahkan bahwa pemerintah harus mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi berbagai situasi tersebut.

Langkah-langkah kebijakan fiskal yang dapat diambil, diantaranya, dari sisi penerimaan, menaikkan tax ratio, administrative reform, mengurangi tax exemption, dan melakukan reviu belanja pajak.

Sementara itu, dari sisi alokasi belanja, perlu ada penekanan pada outcomes, kualitas dan efisiensi belanja, serta reviu efektivitas belanja. 

Terkait dengan capital expenditure, pemerintah pun perlu melakukan investasi yang berfokus pada sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur, serta penggunaan hasil SDA untuk pengeluaran yang memiliki efek jangka panjang, misalnya pengembangan SDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper