Bisnis.com, Badung – Mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyatakan ketegangan geopolitik akan terus memengaruhi aktivitas perekonomian global pada tahun depan, termasuk di Indonesia.
Dino menyebut ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina diprediksi akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Sementara itu, perang antara Israel dan Palestina, meskipun tidak sejalan dengan konflik Rusia-Ukraina, tetapi berpotensi berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dia menekankan pendudukan Israel atas kawasan Palestina hanya dapat diakhiri melalui solusi dua negara. Dia menyebut saat ini Israel menolak solusi tersebut dan dukungan Palestina terhadap solusi dua negara menurun. Hingga kini, tidak ada negara yang bersedia menjadi mediator antara Israel dan Palestina untuk mewujudkan solusi ini.
"Kita akan terjebak dalam sistem saat ini di mana Israel menduduki Palestina, yang dianggap oleh banyak orang sebagai sistem apartheid. Ini akan terus menimbulkan konflik dan ketegangan serta kekerasan, kecuali jika ada solusi politik, yang saat ini masih dianggap sangat tidak mungkin terjadi," ujar Dino dalam 12th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Rabu (6/12/2023).
Dalam kondisi ini, Dino menekankan bahwa Indonesia harus menerima kenyataan kini masa geopolitik yang sulit dan memastikan agar tidak terperangkap dalam situasi tersebut. Dia menilai bahwa memperkuat posisi regional Asia Tenggara merupakan pilihan terbaik bagi Indonesia, dengan mempromosikan dan mempertahankan sentralitas ASEAN.
"Dalam situasi ini, Indonesia perlu memiliki strategi kekuatan menengah, baik melalui penguatan posisi dengan ASEAN maupun dengan kelompok negara G77 atau negara bagian selatan. Kerja sama perdagangan dan investasi dengan berbagai pihak juga perlu terus diperluas," tambahnya.
Baca Juga
Dino mengingatkan bahwa Indonesia memiliki hubungan dekat dengan berbagai pihak, seperti AS, China, dan negara-negara di selatan global, seperti India, Turki, Brasil, dan Afrika Selatan. Namun, Dino menekankan perlunya strategi agar Indonesia dapat mengelola semua hubungan ini dengan efektif dan efisien. "Tanpa strategi, kita akan kelelahan karena sumber daya kita tidak cukup," ujarnya.