Bisnis.com, JAKARTA - Cushman & Wakefield Indonesia memprediksi okupansi hotel di Jakarta akan mencatatkan tren positif pada 2024 seiring dengan adanya gelaran Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, menuturkan bahwa tingkat kekosongan kamar hotel pada akhir 2023 terus mengalami penurunan ke posisi 40% untuk sejumlah jenis kamar hotel.
Di samping itu, tingkat kekosongan kamar secara keseluruhan selama tahun politik diprediksi terus membaik di level 34%.
"Perjalanan traveller penumpang yang datang ke bandara sudah sangat meningkat dan hampir pulih seperti 2019 dan diperkirakan penumpang yang datang ke Bandara Soekarno Hatta akan tercapai targetnya," kata Arief dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Kendati okupansi hotel diprediksi meningkat pada 2024, Cushman & Wakefield tidak mencatat adanya penambahan suplai kamar hotel baru pada tahun depan.
Adapun, total kumulatif pasokan kamar hotel berbintang 3 hingga luxury sampai akhir 2023 tercatat sebanyak 42.922 kamar.
Baca Juga
Sekitar 1.354 kamar hotel yang berlokasi di Jakarta Pusat dan CBD dijadwalkan akan mulai beroperasi pada 2024. Perinciannya, 27% di antaranya merupakan kamar hotel bintang 3, 48% hotel bintang 4, 12% hotel bintang 5 dan 14% merupakan tipe luxury.
"Ini [tren positif pasar hotel] berkaitan dengan makin aktifnya mice yang ada di Jakarta. Jadi, untuk peningkatan dampak positif terhadap pasar hotel di Jakarta memang diperlukan kegiatan mice yang cukup aktif, baik itu kita lihat ada KTT 2023, kemudian ada beberapa internasional konser, dan event sport," pungkasnya.
Lebih lanjut, harga kamar hotel juga tercatat bakal menunjukkan tren peningkatan. Di mana, sepanjang 2024 harga kamar hotel di Jakarta diprediksi bakal tumbuh secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kisaran 10% - 15%.