Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 bukan menjadi satu-satunya alasan investor untuk menunda menanamkan modalnya di Indonesia.
Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Yukki Nugrahawan Hanafi menyampaikan, investor juga turut mempertimbangkan kondisi ekonomi global.
“Mungkin ada beberapa yang sifatnya akan melihat, bukan dalam konteks Pemilu di Indonesia semata tapi juga ini dikaitkan dengan ekonomi global,” kata Yukki dalam konferensi pers Rapimnas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kamis (7/12/2023).
Yukki menuturkan, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dapat memberikan efek rambatan, termasuk investor yang akan berinvestasi di Indonesia.
Sementara itu, investasi yang telah direalisasikan para investor dipastikan tidak akan turun pada tahun depan seiring dengan adanya sentimen tersebut.
“Investasi itu rata-rata sekarang di 33%. Nah kalau menurut saya apa yang sudah direalisasikan itu tidak akan turun,” ujarnya.
Baca Juga
Indonesia telah melakukan lima kali Pemilu yaitu pada 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019. Oleh karena itu, Yukki memandang masyarakat Indonesia sudah cukup dewasa untuk menjalankan pesta demokrasi tersebut.
Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri menyebut para pelaku usaha akan menahan diri untuk menanamkan modalnya. Sebab, pelaku usaha masih menunggu kepastian dari kabinet pemerintahan yang baru.
Menurutnya, penanaman modal baru akan dilakukan setelah Oktober 2024.
“Orang menunggu sampai kabinetnya jelas semua,” tuturnya.