Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sejumlah hasil kesepakatan bagi RI dalam Conferences of the Parties atau COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, yang berlangsung sejak 30 November 2023. Salah satunya suntik mati PLTU Cirebon-1.
Sri Mulyani menekankan bahwa dunia tidak bisa mewujudkan energi hijau hanya dengan bicara di tataran konseptual atau kebijakan. Perlu untuk terus mendorong dan merealisasikannya satu tahap demi satu tahap.
Pada pertemuan Dialogue On Crowding In Investment to Accelerate Indonesia’s Energy Transition, Minggu, (3/12/2023), sejumlah program dan proyek dalam lingkup Energy Transition Mechanism (ETM) ditandatangani, yang melibatkan Asian Development Bank (ADB), KfW Development Bank Germany, Global Energy Alliance hingga PT PLN dan Indonesia Investment Authority.
Sri Mulyani menyampaikan, sejumlah Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani, antara lain kerangka kerja dari pensiun dini PLTU Cirebon-1 dengan kapasitas 660MW dan fasilitas pengembangan proyek untuk Pumped Storage di Sumatra (2x250 MW) dan Grindulu (4x250 MW).
Bukan hanya itu, program dan proyek yang disepakati juga termasuk pengembangan pusat kontrol sistem di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatra. Serta berbagai potensi kolaborasi untuk mendukung inisiasi transisi energi di Indonesia.
“Ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia untuk mewujudkan transisi energi yang adil dan terjangkau,” ujar Sri Mulyani, dikutip dari @smindrawati, Senin (4/12/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menekankan bahwa transisi energi bukan hal yang mudah. Adanya kesepakatan tersebut menjadi langkah Indonesia untuk semakin dekat menuju transisi energi.
Sebagaimana dalam keterangan resmi ADB, salah satu proyek yang berdampak cukup besar yakni mulainya pensiun dii dari PLTU batu bara.
ADB bersama PT Cirebon Electric Power (CEP) dan Indonesia Investment Authority (INA) sepakat untuk melakukan pensiun dini terhadap PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat pada Desember 2035.
PLTU Cirebon dengan kapasitas 660 megawatt (MW) tersebut akan pensiun 7 tahun lebih awal daripada yang seharusnya, yaitu Juli 2042. Sementara untuk transaksi ditargetkan akan diselesaikan pada paruh pertama 2024.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Cirebon Electric Power atas ketekunan dan kepemimpinan mereka dalam transisi energi.
Dengan mereplikasi transaksi ini dengan pembangkit listrik lainnya di Asia Pasifik dan sekitarnya, akan mencapai pengurangan emisi karbondioksida yang signifikan.
"Perjanjian kerangka kerja ini merupakan perkembangan penting bagi transaksi ini dan transisi energi Indonesia yang akan menghasilkan pengurangan emisi rumah kaca yang signifikan," kata Asakawa dalam keterangan resmi ADB, Minggu (3/12/2023).