Bisnis.com, JAKARTA - Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkap progres terbaru dari proyek jumbo senilai Rp40 triliun milik Konsorsium Nusantara yang dipimpin oleh bos Agung Sedayu Grup, Sugianto Kusuma alias Aguan di IKN.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, mengatakan, saat ini pembangunan Hotel Nusantara milik Aguan Cs progresnya telah mencapai 35%.
"Saya dapat laporan dan saya laporkan juga di hari ini, progres [Hotel Nusantara] pembangunannya yang September baru melaksanakan groundbreaking sekarang sudah 35%," kata Agung saat ditemui di Jakarta membahas Peluang Investasi IKN, dikutip Minggu (3/12/2023).
Agung menjelaskan, pesatnya progres pembangunan milik swasta tersebut menjadi bukti bahwa megaproyek IKN saat ini nyata keberadaanya serta telah mendapat banyak atensi dari sejumlah pelaku usaha.
Tercatat, surat minat investasi atau letter of intent (LOI) di IKN mencapai 323 hingga periode November 2023. Di mana, 45% di antaranya atau sebesar 135 surat datang dari pelaku usaha asing.
Untuk diketahui, Konsorsium Nusantara sendiri terdiri dari 10 perusahaan kelas kakap dalam negeri. Di antaranya, Agung Sedayu Grup milik Aguan, Salim Grup milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, Pulauintan milik Pui Sudarto dan Djarum milik Budi Hartono.
Baca Juga
Selanjutnya, ada Wings Group milik Wiliam Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, hingga Astra Group milik Soeryadjaya.
Sebelumnya, Konsorsium Nusantara telah melaksanakan groundbreaking pembangunan Hotel Nusantara pada 21 September 2023. Total nilai investasi yang diguyurkan oleh konsorsium Nusantara khusus pada proyek mixed used development berupa mal, hotel dan perkantoran di IKN tersebut mencapai Rp20 triliun.
Selain menggarap hotel bintang 5 pertama di IKN, konsorsium ini juga dilaporkan berencana menggarap proyek kebun raya (botanical garden). Dengan demikian, total nilai investasi yang diguyurkan oleh Aguan Cs di IKN dilaporkan mencapai Rp40 triliun.