Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kritik Upaya Nol Emisi Karbon RI, Anies: Belum Ada Langkah Konkret Pemerintah

Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan menilai bahwa upaya Indonesia dalam mencapai nol emisi karbon sebelum 2060.
Calon presiden Anies Baswedan memberikan paparan saat mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan wakil prrsiden di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pasangan Anies-Muhaimin atau AMIN resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilihan Umum tahun 2024. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Calon presiden Anies Baswedan memberikan paparan saat mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan wakil prrsiden di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pasangan Anies-Muhaimin atau AMIN resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilihan Umum tahun 2024. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menilai bahwa upaya Indonesia dalam mencapai nol emisi karbon atau net zero emission sebelum 2060 masih belum maksimal dan belum ada langkah konkret.

Hal ini dia sampaikan dalam sesi pertanyaan cepat di agenda Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2023 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/12/2023).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan menjadi sebuah pekerjaan rumah yang berat bagi Indonesia untuk memastikan kesepakatan guna menurunkan emisi karbon itu terealisasi dengan baik. Mengingat butuh kerja sama yang apik dari level pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

“Karena ketika menurunkan net zero emission pada 2060, artinya pemerintah kota seluruh Indonesia, kawasan industri seluruh Indonesia, semua wilayah nanti itu perlu ada langkah konkret. Kami melihat langkah-langkah itu yang belom terjadi. Itu yang harus disegerakan,” tuturnya di Grand Sahid Jaya, Sabtu (2/12/2023).

Dia mengatakan langkah konkret harus terus diprioritaskan mengingat Indonesia telah menyepakati kesepakatan yang tertuang di Perjanjian Paris yang merupakan kesepakatan global yang monumental untuk menghadapi perubahan iklim.

Menurutnya, apabila komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon terealisasi tentunya juga akan berdampak baik terhadap kewibawaan Tanah Air di mata dunia internasional.

“Dan kita juga berharap negara-negara maju yang menandatangani komitmen juga melakukan yang sama. Jangan sampai kita semua berkumpul setuju dalam pembahasan, bertandatangan. Namun, semuanya pulang business as usual. Kita justru juga harus mulai pulang dengan business not as usual,” pungkas Anies.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun negara makmur dan berkelanjutan dengan perekonomian inklusif.

Untuk mencapai hal tersebut, Presiden asal Surakarta itu menyatakan akan terus bekerja keras dalam mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060.

Hal ini disampaikannya saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim (COP28) di Plenary Al Ghafat, Expo City Dubai, Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), Jumat (1/12/2023) waktu setempat.

“Sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemiskinan dan ketimpangan yang terus diturunkan secara signifikan, serta lapangan kerja yang terus tercipta,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (2/12/2023).

Presiden Ke-7 RI itu juga menjabarkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Indonesia guna menurunkan emisi karbon. Kepala Negara menyampaikan komitmen Indonesia dalam memperbaiki pengelolaan forest and other land use (FOLU), serta mempercepat transisi energi menuju energi baru terbarukan.

Menurutnya, Dalam hal pengelolaan FOLU, Indonesia terus menjaga dan memperluas hutan mangrove serta merehabilitasi hutan dan lahan.

Selain itu, kata Jokowi. Indonesia juga telah berhasil menurunkan angka deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal ini juga diikuti dengan pembangunan persemaian yang telah dilakukan dalam skala besar dan sudah mulai efektif untuk berproduksi.

“Pembangunan persemaian juga kita lakukan dalam skala besar dengan kapasitas total sekitar 75 juta bibit per tahun juga sudah mulai efektif berproduksi,” lanjutnya.

Dalam hal transisi energi, orang nomor satu di Indonesia itu menuturkan bahwa upaya untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan juga terus dilakukan.

Fokusnya, dia menjabarkan bahwa pengembangan energi baru terbarukan terutama energi surya, air, angin, panas bumi, dan arus laut, serta pengembangan biodiesel, bioethanol, dan bioaftur.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengundang sejumlah pihak seperti mitra bilateral, investasi swasta, filantropi, dan negara sahabat untuk menjalin kolaborasi pendanaan dalam mewujudkan nol karbon emisi pada 2060.

“Target Paris agreement and net zero emission hanya bisa dicapai jika kita bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energi ini. Dari situlah masalah dunia bisa diselesaikan,” tandas Jokowi.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper