Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki akhir tahun, permintaan produk manufaktur diperkirakan melonjak seiring peningkatan belanja masyarakat selama liburan.
Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan jelang akhir tahun biasanya akan ada kenaikan pembelian bahan baku untuk pemrosesan di awal 2024. Dengan begitu, dia memperkirakan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia dapat terjaga di level 51.
Namun, kata Bhima, efektivitas dari Desember 2023 terutama terpotong libur Nataru juga akan berpengaruh terhadap konsentrasi untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pembelian bahan baku.
“Ini yang menjadi salah satu siklus, setiap Desember PMI-nya tidak selalu meningkat,” kata Bhima kepada Bisnis, Jumat (1/12/2023).
Lebih lanjut Bhima mengatakan, periode Nataru ini dapat mendorong konsumsi aneka produk industri berorientasi pasar dalam negeri di saat kondisi pasar global untuk industri manufaktur terhalang oleh kinerja dari ekonomi China, serta negara-negara mitra dagang tradisional yang diperkirakan masih akan melambat.
Adapun hal yang perlu diwaspadai pada 2024 yaitu adanya kebijakan fiskal yang belum terlalu mengakomodir pemulihan konsumsi masyarakat dan industri skala UMKM.
Misalnya, kehkawatiran kenaikan tarif PPN dari 11 ke 12%, dan Pajak Penghasilan (PPh) final 0,5% yang akan berakhir. Menurutnya ini perlu diantisiapsi dengan beberapa perubahan kebijakan fiskal atau perpajakan di 2024.
Kemudian, di tahun politik industri secara investasi berada dalam tren penutunan atau sedikit tertahan.
“Investasi yang baru mau masuk ini mungkin akan menunggu pemilu selesai dulu, jadi harus bergantung juga dengan profit yang disisakan, diputar kembali di 2024,” ujar Bhima.