Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Pemerintah Tingkatkan Permintaan untuk Dorong Ekspor

Cara pemerintah untuk meningkatkan permintaan adalah membuka pasar non-tradisional dan menggencarkan kerjasama perdagangan.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (tengah), Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual (kiri), dan General Manager Konten Bisnis Indonesia Galih Kurniawan memberikan paparan saat acara Bisnis Indonesia Business Challenges (BIBC) di Jakarta, Kamis (23/11/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (tengah), Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual (kiri), dan General Manager Konten Bisnis Indonesia Galih Kurniawan memberikan paparan saat acara Bisnis Indonesia Business Challenges (BIBC) di Jakarta, Kamis (23/11/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.comJAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa cara pemerintah untuk meningkatkan permintaan adalah membuka pasar nontradisional dan menggencarkan kerjasama perdagangan.

Adapun, mengutip dari Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Kamis (23/11)  Pasar non tradisional adalah negara-negara yang berpotensi secara ekonomi dan prospektif untuk menjadi tujuan pasar bagi Indonesia.

Contoh negara-negara yang dapat menjadi tujuan adalah negara di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah dan Pasifik Selatan. Susiwijono juga menuturkan bahwa tantangan yang akan dihadapi dinilai besar. 

“Memang tantangannya cukup besar, seperti non-tradisional market untuk pasar Afrika, itu secara teknis, logistik perdagangan maupun term of payment, kadang Letter of Credit (LC) tidak bisa dan sebagainya. Jadi tantangannya pasti akan masih banyak,” jelasnya  dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2024 pada Kamis (23/11/2023).

Adapun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mendorong untuk membuka pasar di Amerika Latin. 

“Dengan catatan-catatan membuka pasar baru, hal ini berbicara mengenai masalah skema perdagangan Indonesia,” terangnya.

Contohnya, seperti Indonesia Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Ia menuturkan bahwa hal ini memiliki dampak yang luar biasa lantaran beberapa komoditas Indonesia memiliki tarif yang berbeda dengan negara lainnya pada saat masuk ke pasar EU.

Namun, IEU-CEPA juga masih belum selesai. Berdasarkan catatan Bisnis, perundingan IEU-CEPA sudah berjalan sebanyak 15 putaran. Diketahui juga bahwa dari 21 working group, sebanyak 7 telah selesai. 

“Kita sedang berusaha keras untuk menyelesaikan sisanya (working group),” tutur Umar ketika ditemui dalam acara Media Gathering Indonesia-Europe Business Forum di Kementerian Luar Negeri, Selasa (10/10/23).

Adapun, kemarin Indonesia juga menghadiri KTT APEC di San Francisco, Amerika Serikat, dan bertemu dengan Presiden Negeri Paman Sam, Joe Biden, dan menghasilkan Kemitraan Komprehensif Strategis (CSP) AS-Indonesia

Selain itu, Susiwijono menuturkan bahwa Indonesia membuka wacana bagaimana dalam mengoptimalkan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) yang transpasifik. Indonesia juga masih belum banyak melakukan perjanjian perdagangan bebas (FTA) di beberapa negara tersebut. 

“Sehingga dari sisi demand untuk mendorong ekspor, selain membuka pasar-pasar baru, kita gencarkan mengenai masalah negosiasi, diplomasi untuk kerjasama perdagangan,” jelasnya. 

Hal tersebut meliputi yang terkait dengan economic partnership agreement, FTA, dan lain-lainnya, Ia juga menuturkan bahwa pihaknya sudah memetakan satu persatu, menentukan prioritas dan yang akan disasar dari target market utama Indonesia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper