Bisnis.com, JAKARTA - PT Cipta Kridatama, anak usaha PT ABM Investama Tbk. (ABMM), menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$200 juta atau setara dengan Rp3,1 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per US$) pada 2023 guna menggenjot kinerja tahun depan.
Perusahaan yang bergerak pada jasa pertambangan itu menargetkan volume overburden removal atau pengupasan lapisan tanah mencapai 300 juta bank cubic meter (bcm) sepanjang 2024.
Direktur Utama Cipta Kridatama Feriwan Sinatra mengatakan, target tersebut meningkat dibandingkan tahun ini yang berada pada kisaran 275 juta bcm.
"Tahun depan 280-300 juta, itu dinamis karena kadang-kadang ada RKAB [rencana kerja dan anggaran biaya] tertunda, tapi kami punya kapasitas sampai ke sana. Tahun ini realisasi sudah year to date 107%," ujar Feriwan dalam acara media lunch, Jumat (24/11/2023).
Peningkatan kinerja itu, kata Feriwan, masih dikontribusikan dari kontrak jasa pertambangan existing yang sebagian besar ada di Kalimantan Selatan. Produksi juga diharapkan masih dapat bertambah seiring perseroan menjajaki kontrak baru.
"Tahun depan mengutamakan existing kontrak, tapi memang ada kemungkinan kita akan dapat kontrak tahun depan. Belum bisa diekspos," katanya.
Baca Juga
Untuk menggenjot produksi tahun depan, Cipta Kridatama menganggarkan belanja modal sekitar US$200 juta pada 2023. Belanja modal ini sebagian besar untuk investasi penambahan alat berat.
"Tahun ini karena kami akan persiapan untuk tahun depan memang agak besar US$200 juta. Kami investasi di Oktober untuk alat berat supaya tahun depan mulai kerja," kata Direktur Cipta Kridatama Yul Farmansyah Rusli.
Sementara itu, untuk tahun depan, perseroan menganggarkan capex sekitar US$100 juta. Yul menuturkan, investasi tahun depan cenderung lebih kecil karena investasi lebih banyak dialokasikan untuk penggantian alat-alat penunjang.
Adapun, dalam 5 tahun terakhir ini, perseroan mencatatkan realisasi belanja modal sekitar US$500 juta.
Direktur Utama Cipta Kridatama Feriwan Sinatra menambahkan bahwa perseroan juga melakukan berbagai peningkatan pada alat berat agar beroperasi lebih ramah lingkungan.
Perseroan berkomitmen dalam mematuhi kebijakan pemerintah untuk menggunakan biosolar yang ramah lingkungan. Perusahaan secara aktif menggunakan bahan bakar B35 guna meningkatkan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan dan produktivitas pun cukup meningkat.
“Perusahaan melakukan berbagai improvement pada alat berat agar tetap beroperasi ramah lingkungan. Namun, memenuhi kebutuhan customer dengan biaya yang efektif dan efisien,” tutur Feriwan.