Bisnis.com, JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. (INDY) secara perlahan mengurangi portofolio bisnis batu baranya untuk mendukung pencapaian net zero emission pada 2050 atau lebih cepat.
CEO dan Wakil Presiden Direktur INDY Azis Armand mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjalankan seluruh kegiatan bisnis berkelanjutan yang menghasilkan emisi rendah karbon.
Selain itu, untuk menciptakan stabilitas bisnis di tengah tren transisi energi, dalam jangka pendek perseroan menargetkan kontribusi pendapatan dari bisnis nonbatu bara mencapai 50% terhadap total pendapatan perseroan pada 2025.
“Jadi seperti di bursa saham kalo mau portofolio pun harus balancing, yakni kita secara intermediate targetnya 50%-50% dari sesi revenue dari kegiatan kita,” ujar Azis dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2024, Kamis (23/11/2023).
Sebagai gantinya, perseroan mulai berinvestasi di berbagai sektor di luar batu bara. Azis memaparkan, sejak 2018, perseroan sudah melakukan beberapa investasi baru di sektor logistik dan infrastruktur, mineral, green business, electric vehicle, digital ventures, energi terbarukan, dan lainnya. Pihaknya percaya investasi baru tersebut menjadi bagian dari solusi keberlanjutan.
Pada saat yang sama, INDY juga mulai melakukan divestasi kepemilikan di sejumlah perusahaan batu bara sejak 2021.
Baca Juga
"Sejak 2021, kami lakukan divestasi supaya seimbang aset-aset kami berkaitan dengan industri batu bara, supaya suatu saat tertentu pendapaan kami balance," katanya.
Pada 2021, INDY melalui PT Indika Energy Infrastructure telah menyelesaikan penjualan 51% saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), perusahaan transportasi batu bara, kepada PT Galley Adhika Arnawama.
Lalu, pada 2022, INDY juga telah melepas 69,8% sahamnya di PT Petrosea Tbk (PTRO) kepada PT Caraka Reksa Optima (Caraka). Terbaru, perseroan melepas kepemilikannya di PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) kepada PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) milik taipan Prajogo Pangestu.