Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed Sepakat untuk Hati-Hati Naikkan Suku Bunga Acuan di Masa Depan

Risalah pertemuan The Fed menunjukkan para pejabat sepakat untuk bersikap hati-hati melanjutkan kenaikan suku bunga acuan di masa mendatang.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Para pejabat penentu kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) sepakat untuk bersikap hati-hati melanjutkan kenaikan suku bunga acuan di masa mendatang.

Dilansir Bloomberg, Rabu (22/11/2023), risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Fed pada 31 Oktober – 1 November 2023 menunjukkan seluruh pejabat setuju untuk melanjutkan dengan hati-hati kenaikan suku bunga dan bahwa keputusan kebijakan pada setiap pertemuan akan terus didasarkan pada totalitas informasi yang masuk.

Bank sentral AS tersebut mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25%-5,5% untuk kedua kalinya berturut-turut, meskipun serangkaian data menunjukkan konsumsi dan perekrutan yang kuat, yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Risalah FOMC menunjukkan bahwa komite menekankan pada bagaimana suku bunga yang lebih tinggi mulai menekan rumah tangga dan bisnis. 

Kepala ekonom AS di Bloomberg Economics Anna Wong mengatakan ada kecenderungan sikap dovish yang diambil oleh pada anggota komite kebijakan The Fed tersebut.

"Mereka ingin duduk di sana dan membiarkan ketatnya kondisi kredit memperlambat aktivitas ekonomi,” ungkap Anna seperti dikutip Bloomberg.

Laporan-laporan staf menyebutkan bahwa standar-standar pinjaman yang lebih ketat di seluruh kategori pinjaman konsumen di kuartal ketiga dan meningkatnya tingkat kenakalan.

"Sejumlah partisipan mencatat bahwa semakin banyak bisnis distrik yang melaporkan bahwa tingkat suku bunga yang lebih tinggi memengaruhi bisnis mereka atau bahwa perusahaan-perusahaan semakin memangkas atau menunda rencana investasi mereka karena kenaikan tersebut dan kondisi pinjaman bank yang lebih ketat," demikian tulis risalah tersebut.

Obligasi dan saham merespons terbatas rilis risalah The Fed. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun naik 1 basis poin menjadi sekitar 4,42%, sementara Indeks S&P 500 turun sekitar 0,2%.

Para pejabat the Fed berkumpul di Washington untuk mengadakan pertemuan setelah penurunan obligasi mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun di atas 5%, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Kenaikan suku bunga jangka panjang mengejutkan beberapa pejabat, yang mengatakan bahwa pengetatan kondisi keuangan telah menyebabkan kenaikan suku bunga tambahan.

"Para peserta menyoroti bahwa imbal hasil jangka panjang dapat bergejolak dan bahwa faktor-faktor di balik kenaikan baru-baru ini tidak pasti," tulis risalah FOMC.

Namun, mereka juga mencatat bahwa sangat penting penting untuk terus memantau perkembangan pasar dengan cermat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper