Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Kuat The Fed Bakal Tahan Suku Bunga Acuan per Desember 2023

The Fed memberikan sinyal untuk menahan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC pada 12-13 Desember 2023. 
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve atau The Fed tampaknya memberikan sinyal untuk menahan suku bunga acuan lantaran mereka menunggu lebih banyak bukti bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) mendingin.

Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menuturkan dalam konferensi bank sentral di Frankfurt, Jerman, bahwa The Fed tidak yakin apakah mereka melakukan upaya yang cukup untuk membuat inflasi berada pada jalur untuk mencapai target inflasi sebesar 2%. 

Adapun, menurutnya dampak penuh kenaikan suku bunga yang cepat hingga saat ini mungkin masih akan terjadi. Ketidakpastian tersebut dinilai membutuhkan "kesabaran" dan penyesuaian kebijakan yang "terukur".

Pada saat yang sama, Daly menuturkan bahwa dia mengkomunikasikan “keteguhan hati”. Kata tersebut biasanya diucapkan oleh para gubernur bank sentral untuk menunjukan bahwa mereka tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga, bila upaya tersebut diperlukan.

Presiden The Fed Boston Susan Collins juga menuturkan bahwa The Fed perlu sabar dan tegas,  dan saya tidak akan mengambil langkah pengetatan tambahan. 

Bank sentral AS tersebut pada tahun lalu telah menaikkan biaya pinjaman jangka pendek secara agresif. Kemudian, pada Juli 2023, The Fed juga menyampaikan apa yang diyakini banyak analis sebagai kenaikan suku bunga yang terakhir dalam perang melawan inflasi AS saat ini. 

Collins juga menuturkan bahwa dengan adanya penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja dan inflasi yang masih terlalu tinggi, maka poin utama menurutnya adalah perlu untuk benar-benar tetap berada pada jalur yang benar. 

Setelah keputusan The Fed pada September 2023 untuk mempertahankan suku bunga berada di kisaran 5,25%-5,50% pada saat ini, sejumlah bankir bank sentral AS menyebutkan kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang sebagai salah satu alasan mengapa The Fed tidak perlu melakukan pengetatan kebijakan lagi. 

Risalah The Fed pada 31 Oktober - 1 November 2023 pertemuan pertama juga akan dirilis pada Rabu dini hari (22/11) dan akan menjelaskan seberapa besar dampak kenaikan imbal hasil obligasi terhadap keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunganya tetap. 

Sejak itu, imbal hasil obligasi US Treasury bertenor 10 tahun telah menurun sekitar setengah poin persentase dari nilai tertingginya pada pertengahan Oktober 2023 yang mendekati 5%. Hal ini menimbulkan potensi ketidaknyamanan bagi para pengambil kebijakan The Fed.

Namun, para analis di Deutsche Bank pada Jumat (17/11) menuturkan bahwa The Fed tidak terlalu peduli dengan pelonggaran tersebut. 

“Meskipun pelonggaran baru-baru ini dapat menghasilkan Fed yang lebih hawkish secara teori, The Fed dapat tidak terlalu khawatir dengan pelonggaran ini mengingat data terbaru yang menunjukkan kemajuan di pasar tenaga kerja dan inflasi,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/11). 

Collins secara tidak langsung mengomentari penurunan imbal hasil baru-baru ini. Namun ia melihat bukti dari jenis pembatasan yang konsisten dengan perlambatan yang teratur, yang dicari oleh pihaknya untuk menyelaraskan permintaan dengan pasokan, dan melanjutkan moderasi inflasi yang diperlukan. 

Sementara itu, Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengakui penurunan imbal hasil obligasi US Treasury bertenor 10 tahun, dia merasa bahwa inflasi berada pada jalur yang sesuai dengan target The Fed, selama tekanan harga perumahan mereda. 

Dia menyatakan adanya keyakinan yang meningkat bahwa The Fed dapat mencapai target inflasinya tanpa adanya kenaikan pengangguran, yang terjadi pada The Fed sebelumnya yang berjuang melawan inflasi. 

Kemudian, Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester, salah satu pembuat kebijakan The Fed yang lebih hawkishmengatakan bahwa ia belum menilai apakah terus mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut. 

Proyeksi ekonomi dan suku bunga yang baru akan dirilis pada pertemuan kebijakan pada 12-13 Desember 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper