Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesan Chatib Basri ke Capres-Cawapres: Butuh Modal Besar Kerek Ekonomi di Atas 5%

Chatib Basri menyampaikan bahwa untuk mengerek pertumbuhan ekonomi dari posisi saat ini di angka 5%, butuh modal besar.
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri mellihat terdapat beberapa pilihan atau cara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target para calon presiden (capres) yang akan maju di Pemilu 2024. 

Sebagaimana diketahui, dalam visi misi masing-masing capres dan cawapres, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mematok pertumbuhan ekonomi di rentang 5,5%-6,5%. 

Sementara Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka membawa janji untuk ekonomi RI tumbuh di level 6%-7%. Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD menjanjikan tepat di 7%. 

Chatib Basri menyampaikan bahwa untuk mengerek pertumbuhan ekonomi dari posisi saat ini di angka 5%, butuh modal besar.

Pasalnya, indeks Incremental Capital Output Ratio (ICOR) atau rasio dari investasi terhadap PDB masih cukup tinggi dan mengindikasikan adanya ketidakefisienan dalam investasi. Alhasil, butuh rasio investasi yang lebih tinggi hanya untuk menaikkan PDB sebesar 1%. 

“Kalau ekonomi mau tumbuh, harus pakai investasi. Untuk 1% tumbuh, investasi harus berapa? [ICOR] kita sekarang 6,8, itu tinggi, karena kita enggak efisien,” ujarnya dalam diskusi di YouTube Total Politik, dikutip Minggu (19/11/2023).

Chatib mengambil contoh, jika ingin ekonomi tumbuh di angka 7%, artinya rasio investasi terhadap PDB adalah 47,6% (7 dikali 6,8). Investasi yang perlu dibiayai dengan tabungan, di mana baru berada di angka 36%, artinya butuh 11,6% untuk mencapai 47,6%. 

“Ada gap 11,6%, artinya butuh sekitar Rp1.800an triliun dari total PDB Rp16.000 triliun. Kalau enggak mau utang, produktivitas harus ditingkatkan,” tegas Chatib. 

Berbeda kala RI dipimpin Soeharto, lanjut Chatib, di mana untuk ekonomi tumbuh 1%, ICOR di level yang cukup rendah, yakni sebesar 4,5%. 

“Dari tiga ini sebenarnya opsi kebijakan hanya akan berkisar pada peningkatan produktivitas, perbaikan human capital, pemerintah, infrastruktur, dan efisien,” lanjutnya.  

Opsi lainnya, selain penanaman modal asing (PMA), pemerintah dapat mengerek naik rasio pajak atau tax ratio agar double digit jika tak ingin menambah utang negara. “Kalau misal tax ratio bisa dinaikkan, utang bisa dikecilin,” ujarnya. 

Mengacu tiga janji pertumbuhan ekonomi dari masing-masing pasangan capres-cawapres, Chatib menilai target milik Anies-Cak Imin lah yang paling realistis. Meski demikian, hal ini tak sebatas realistis atau tidak, karena persoalan janji politik. 

“Mungkin 5,5%-6,5% itu realistis, tetapi kalau dalam politik kan statement. Ini bukan outlook, kalau tanya sama ekonom itu outlook, kalau visi misi itu statement politik, sebagai politisi punya ambisi sekian, dengan cara seperti ini,” ungkapnya. 

Di sisi lain, sejumlah lembaga internasional memprediksikan rata-rata ekonomi Indonesia untuk 2024 masih akan melanjutkan tren pertumbuhan di level 5%. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper