Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Perlambatan Ekspor Tersulut Harga Batu Bara Cs Turun

Data perdagangan Oktober 2023 menunjukkan pemulihan permintaan domestik, sementara penurunan impor bahan baku menandakan melemahnya permintaan eksternal.
Alat stacker-reclaimer batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Alat ini digunakan untuk mengambil batu bara dari tumpukan menuju conveyor untuk kemudian dikirim ke train loading station./Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho
Alat stacker-reclaimer batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Alat ini digunakan untuk mengambil batu bara dari tumpukan menuju conveyor untuk kemudian dikirim ke train loading station./Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA –– Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$3,5 miliar pada Oktober 2023, naik dari US$3,4 miliar pada bulan sebelumnya. 

Kinerja ekspor Indonesia pada periode tersebut mengalami kontraksi tahunan sebesar -10,4% (year-on-year/yoy), meski menunjukkan kenaikan sebesar 6,8% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai US$22 miliar, menandai penurunan dari US$25 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu. 

Penurunan ekspor terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas, yang berdampak pada pendapatan dari ekspor pertambangan dan pertanian.

Di sisi lain, peningkatan bulanan didorong oleh peningkatan volume batu bara, CPO, serta besi dan baja, terutama yang ditujukan ke China.

Sejalan dengan itu, kinerja impor tercatat turun 2,4% yoy pada Oktober 2023 menjadi US$19 miliar, sementara secara bulanan meningkat 7,7%. 

Penurunan ini terutama didorong oleh impor bahan baku yang mengalami kontraksi sebesar 6.1% yoy. Sementara itu, impor barang modal dan konsumsi meningkat masing-masing sebesar 4,0% dan 11,0% yoy. 

“Berdasarkan angka-angka ini, surplus perdagangan pada Oktober 2023 terkontraksi menjadi US$3,5 miliar, turun dari US$5,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menegaskan tren penurunan surplus yang sedang berlangsung,” kata Faiz, Rabu (15/11/2023).

Faiz mengatakan, data pada Oktober 2023 menunjukkan pemulihan permintaan domestik, tercermin dari peningkatan konsumsi dan impor barang modal, sementara penurunan impor bahan baku menandakan melemahnya permintaan eksternal. 

Bersamaan dengan itu, normalisasi harga komoditas telah berkontribusi pada penurunan pendapatan ekspor. 

Menurut Faiz, pola tersebut akan terus berlanjut hingga akhir tahun. “Oleh karena itu, kami mempertahankan proyeksi defisit transaksi berjalan sebesar 0,4% dari PDB untuk tahun ini, dengan ekspektasi defisit akan meningkat menjadi 1,0% dari PDB di tahun mendatang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper