Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melaporkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS saat ini telah mencapai 288 megawatt (MW).
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, perseroan berupaya untuk meningkatkan kapasitas terpasang PLTS ke level lebih dari 3 gigawatt (GW) sampai akhir 2030.
“Kapasitas pembangkit listrik tenaga surya sebesar 288 MW, termasuk PLTS Terapung Cirata yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo,” kata Greg saat dikonfirmasi, Senin (13/11/2023).
Saat ini, kata Greg, kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan (EBT) PLN telah mencapai 8,62 GW. Rencananya, kapasitas pembangkit EBT itu akan dinaikan lebih dari 20 GW dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
“PLN berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi terbarukan dengan tetap mempertimbangkan reliability, security, affordability, dan sustainability,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebagian pelaku usaha menilai pemerintah perlu mempercepat finalisasi revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 26/2021 tentang PLTS Atap di tengah stagnannya investasi serta kapasitas terpasang setrum dari panel surya selama 1 dekade terakhir.
Baca Juga
Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson mengatakan, saat ini pelaku industri panel surya belum memiliki kepastian aturan main yang jelas ihwal aturan investasi serta pengembangan panel surya di dalam negeri lantaran revisi beleid yang berlarut-larut.
“Segera memfinalisasi revisi Permen 26/2021 dan diimplementasikan saja. Supaya pelaku industri dan pelanggan mendapat kepastian aturan main PLTS di Indonesia,” kata Dion saat dihubungi, Minggu (12/11/2023).
Selain itu, Dion menambahkan, PLN perlu mempercepat proses lelang proyek-proyek transisi energi seperti Hijaunesia 2023 dan program dedieselisasi yang belum juga selesai hingga akhir tahun ini.
Seperti diketahui, kapasitas terpasang panel surya di Indonesia hingga akhir 2022 baru berada di level 0,3 GW. Kapasitas setrum panel surya itu terpaut jauh dari torehan Thailand dan Vietnam, masing-masing mencatatkan kapasitas 3,1 GW dan 18,5 GW.
Indonesia juga masih tertinggal dari Malaysia, Filipina dan Kamboja yang masing-masing mencatatkan kapasitas terpasang 1,9 GW, 1,6 GW dan 0,5 GW per 2022 lalu.
Lewat RUPTL yang berakhir 2030, PLN menargetkan realisasi terpasang panel surya dapat menyentuh di angka 5 GW nantinya.
Konsultan manajemen multinasional McKinsey and Company memproyeksikan PLN mesti memasukkan sekitar 0,7 GW listrik dari panel surya ke dalam sistem setiap tahunnya untuk mencapai target penyediaan listrik tersebut.